KBRN, Jakarta : Pengamat Sepakbola Hanif Marjuni menyebut, cideranya Gelandang Garuda Muda, Evan Dimas Sudarmono disinyalir merupakan strategi dan instruksi Pelatih Kepala Vietnam, Park Hang Seo, untuk merusak taktik awal permaian Indonesia.
"Ada indikasi kasar kepada Evan Dimas," kata Hanif, pada obrol pagi Pro 3, Rabu (11/12/2019).
Hanif menyebut, salah satu yang menentukan pada pertandingan final adalah penguasaan lini tengah. Dimana Evan Dimas dan Zulfiandi menjadi kunci dari harmonisasi kawasan lingkaran tengah tersebut.
"Ketergantungan kita pada Evan Dimas dan Zulfiandri akan sangat besar sekali. Sepertinya itu juga terbaca oleh pelatih dari Vietnam," ungkapnya.
Hanif menilai, di saat Evan Dimas masih bermain sejak menit pertama, pemain asal klub Barito Putera ini sangat dikawal dengan ketat oleh dua hingga tiga orang pemain Vietnam.
"Terbukti sebelum Evan Dimas ditarik keluar pun, antara Zulfiandi dan Evan Dimas selalu menjadi pemain yang dikawal ketat. Bahkan ketika Evan Dimas membawa bola, beberapa kali saya melihat momentum, dua tiga pemain yang dekat dengannya langsung melakukan pengawalan yang luar biasa," ujarnya.
"Terbukti ketiak Evan Dimas keluar, praktis 30 hingga 40 persen kreativitas di lini tengah jauh lebih berkurang," ucapnya.
Sehingga, menurut Hanif, konsentrasi dan fokus para pemain Indonesia otomatis juga menjadi berkurang. "Terutama saat ditarik Evan Dimas," pungkasnya. (foto : Ant)
"Ada indikasi kasar kepada Evan Dimas," kata Hanif, pada obrol pagi Pro 3, Rabu (11/12/2019).
Hanif menyebut, salah satu yang menentukan pada pertandingan final adalah penguasaan lini tengah. Dimana Evan Dimas dan Zulfiandi menjadi kunci dari harmonisasi kawasan lingkaran tengah tersebut.
"Ketergantungan kita pada Evan Dimas dan Zulfiandri akan sangat besar sekali. Sepertinya itu juga terbaca oleh pelatih dari Vietnam," ungkapnya.
Hanif menilai, di saat Evan Dimas masih bermain sejak menit pertama, pemain asal klub Barito Putera ini sangat dikawal dengan ketat oleh dua hingga tiga orang pemain Vietnam.
"Terbukti sebelum Evan Dimas ditarik keluar pun, antara Zulfiandi dan Evan Dimas selalu menjadi pemain yang dikawal ketat. Bahkan ketika Evan Dimas membawa bola, beberapa kali saya melihat momentum, dua tiga pemain yang dekat dengannya langsung melakukan pengawalan yang luar biasa," ujarnya.
"Terbukti ketiak Evan Dimas keluar, praktis 30 hingga 40 persen kreativitas di lini tengah jauh lebih berkurang," ucapnya.
Sehingga, menurut Hanif, konsentrasi dan fokus para pemain Indonesia otomatis juga menjadi berkurang. "Terutama saat ditarik Evan Dimas," pungkasnya. (foto : Ant)
/1dey6w4qal7a26f.jpeg)
