UMKM

Membordir Rejeki dari Motif Bungong Ue Khas Sabang

Oleh: Lissafrina Editor: Teuku Haris Fadhillah 16 Jun 2024 - 20:26 Sabang

KBRN, Sabang: Yuliastuti, seorang ibu rumah tangga warga Desa/Gampong Kuta Ateuh Kota Sabang, telah menjalani profesi sebagai pengrajin bordir selama 30 tahun. Yuli mengaku, mengalami peningkatan ekonomi dalam usahanya selama menjahit motif Bungong Ue khas Kota Sabang ini. 

Awalnya ia hanya menjahit bordir biasa untuk pakaian sesuai pesanan pelanggan. Namun kini, selama 4 tahun terahir, ia sudah rutin menjahit bordir dengan motif Bungong Ue dibawah binaan Dekranasda Kota Sabang. “Saya menjahit motif Bungong Ue ini di bakal kain yang dijadikan pakaian. Biasanya di jual dengan harga bervariasi, sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, disesuaikan dengan banyak atau tidak motifnya” ungkap Yuli. 

Biasanya ia dapat menyelesaikan 1 sampai 2 set bordir selama 1 minggu. Yuli merasakan peningkatan ekonomi pada usaha bordir khususnya motif Bungong Ue dalam beberapa tahun terakhir. Meski sebelumnya Yuli juga bergelut dengan profesi penjahit bordir, namun karena motif bordiran kurang diminati masyarakat, ia sempat merasakan sepi orderan.

“Saya bersyukur, sejak adanya karya motif Bungong Ue ini, orderan selalu ada. Biasanya hasil kerajinan bordir saya ini pesan oleh Dekranasda Kota Sabang untuk di jual atau di bawa ke acara pameran tingkat provinsi atau tingkat nasional” tambah Yuli. Ia sering kebanjiran order, jika ada event-event besar yang diselenggarakan di Kota Sabang. Untuk menyelesaikan pembuatan bordir motif khas Kota Sabang ini, Yuli juga dibantu 1 orang tenaga kerja.

Yuli juga menghasilkan bordir motif Bungong Ue pada syal, mukena, jilbab, selendang dan aneka jenis produk kerajinan tangan lainnya. Ia berharap motif Bungong Ue makin diminati oleh masyarakat lokal dan wisatawan, selain dapat menonjolkan motif khas Kota Sabang, juga meningkatkan ekonomi para pengrajin Bordir seperti dirinya.