kuliner-nusantara

Penikmat Daging Kelelawar Tidak Khawatir Terkena Virus Corona

Oleh: Ulfah Nurul Azizah Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:33 kbrn-pusat
KBRN, Gunungkidul: Adanya informasi mengkonsumsi daging kelelawar dapat memicu munculnya virus corona tidak berpengaruh di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Pemilik warung olahan daging kelelawar, Wanti mengatakan munculnya informasi tersebut tidak berdampak pada omset dagangannya. Kelelawar bacem dan goreng masakannya tetap diminati masyarakat.

"Tidak terpengaruh adanya informasi kelelawar sebagai penular virus corona," katanya saat ditemui di warungnya, Desa Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Senin (3/2/2020).

Warung olahan kelelawar ini sudah ada sejak turun temurun nenek moyang mereka. Bahan baku kelelawar dibeli dari pemburu kelelawar laut. Harga olahan kelelawar bacem dan goreng cukup bervariasi tergantung besar kecil kelelawar.

"Harga dari Rp7000 hingga Rp15.000 setiap hari ya mampu menjual 10 hingga 15 ekor," paparnya.

Ibu dua orang putra ini mengaku tidak khawatir dengan adanya informasi virus corona yang ditularkan melalui kelelawar. Justru menurutnya daging kelelawar ini dapat mengobati beberapa penyakit.

Banyak warga masyarakat yang mengkonsumsi daging kelelawar untuk menyembuhkan penyakit asma, gatal-gatal,asam urat dan beberapa penyakit lainnya.

"Untuk mengobati sakit asma biasanya hatinya yang dimakan. Bisa dimakan menggunakan nasi atau dicampur sayur lainnya," paparnya.

Salah satu pecinta kuliner ekstrim, Betty mengaku mengonsumsi daging kelelawar dapat melegakan pernafasan saat penyakit asma yang dia derita kambuh.

Pihaknya juga tidak khawatir daging kelelawar dapat menjadi penular virus corona. Sebab kelelawar yang dimasak diwarung tersebut berasal dari kelelawar laut.

"Pengolahan juga cukup higienis. Sebelum dimasak bacem atau digoreng kelelawar di rebus hingga benar-benar matang. Saya sangat suka daging ini," katanya.