info-publik

Kerupuk Sanjai, Warisan Peradaban yang Tak Lekang Oleh Waktu

Oleh: Darwyta Roza Editor: 10 May 2020 - 11:32 kbrn-pusat

Karupuak Sanjai dan Perjalanan Melintas Waktu

Warga yang tinggal di Sanjai rata-rata berprofesi sebagai perajin keripik singkong dan bahkan ada yang membuka toko oleh–oleh khas Bukittinggi di sepanjang jalan utama daerah tersebut.

Karena tergolong relatif mudah ditiru dan ditambah posisi Sanjai yang tidak berada pada akses masuk wisatawan, industri camilan khas ini berkembang luas ke luar daerah mulai dari yang terdekat ke Gantiang, di salah satu pinggiran jalan penghubung Bukittinggi dengan kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Bahkan termasuk juga Padang Lua / luar di salah satu pinggiran jalan penghubung Bukittinggi dengan Padang.

Dengan semakin meluasnya pembuatan dan pemasaran, otomatis lahir inovasi berbeda dari aslinya. Jangan heran apabila varian rasa Kerupuk Sanjai pun semakin beragam, karena setiap Kabupaten/ Kota di ranah minang telah mengembangkan Kerupuk Sanjai dengan metode pengolahan yang berbeda–beda.

“Tapi positifnya, dengan adanya ikon Karupuak Sanjai khas daerah Bukittinggi yang saat ini telah berkembang di setiap daerah Sumatera Barat, secara tidak langsung akan melesatarikan warisan nenek moyang orang Kurai (sebutan lain untuk orang Bukittinggi) di bidang kuliner,” jelas Inyiak Syahrizal Dt Palang Gagah, Ketua Lembaga Kerapatan dan Alam Minangkabau kota Bukittinggi.

Dia menuturkan, warga Sanjai dipercaya oleh masyarakat Bukittinggi sebagai yang pertama kali secara turun–temurun mengembangkan singkong menjadi kerupuk.

Tapi pada kenyataannya, ada sedikit dilema di tengah perkembangan yang terjadi. Sebab, dengan kenyataan semakin luas Kerupuk Sanjai merambah luar daerah asalnya, telah membuat sebutan Karupuak Sanjai tidak lagi digunakan. Alasannya pasti karena memang tidak diproduksi oleh orang Sanjai, sehingga masing-masing daerah menggunakan nama berbeda walaupun berasal dari satu resep awal. 

Berangkat dari hal ini, Inyiak Syahrizal DT Palang Gagah berharap dan mengimbau masyarakat luar daerah Sanjai yang tengah mengembangkan kuliner ini, agar tetap menggunakan istilah Kerupuk Sanjai serta tidak mengubahnya menjadi sebutan keripik balado supaya kelak generasi berikutnya akan terus mengingat asal muasal camilan khas kota bukittinggi itu.

Meski demikian, Kerupuk Sanjai tetap menjadi daya tarik wisata tersendiri di Kota Bukittinggi. Proses pembuatannya yang unik dari segi peralatan, perlengkapan, dan cara pembuatan yang dipertahankan secara tradisional, menjadi magnet kegiatan wisata yang berbeda bagi turis lokal dan mancanegara.

Sedikit harapan, bahwa dengan pengembangan pariwisata kreatif, wisatawan nantinya diharapkan tidak hanya menikmati Kerupuk Sanjai sebagai hasil akhir produksi, tetapi juga diajak menyaksikan proses produksi dan bisa belajar membuat Karupuak Sanjai yang tak lekang oleh waktu hingga kini.