peristiwa

Bapak Presiden, Ada Jalan Pencabut Nyawa di Nias !

Oleh: Indra Jaya Zendratö Editor: 10 May 2020 - 11:32 kbrn-pusat

KBRN, Gunungsitoli : Akses Jalan Nasional yang menuju ke Bandar Udara Binaka dari arah Kota Gunungsitoli, tepatnya di Kilometer 5, butuh perhatian serius. Menurut penduduk setempat, selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah daerah apalagi pusat. 

Menurut warga, akses jalan ini seolah-olah sudah berfungsi sebagai pusat kecelakaan dibandingkan jalan nasional penghubung ke bandar udara.

Kecelakaan demi kecelakaan terjadi, ada yang luka-luka, patah tulang, hanya meninggal dunia saja yang belum ada, tapi itu karena warga lupa apakah ada yang pernah tewas akibat kecelakaan di jalan ini.

Tapi, walaupun belum ada yang meninggal dunia, tetap saja, melintasi jalan itu, seolah sudah ditunggui malaikat pencabut nyawa yang sewaktu-waktu siap mengangkut siapapun.

Warga Curhat Soal Jalan Berlubang

Akses jalan di lokasi tersebut dilaporkan rakyat setempat kerap menjadi lahan kecelakaan saja, sehingga begitu mengganggu kenyamanan para pengendara roda dua maupun mobil dari segi psikologis.

Menjadi sangat mengganggu karena rata-rata kedalaman lubang jalan ada yang sudah mencapai 60 cm, lengkap dengan genangan air yang seringkali menjadi 'jebakan kelinci' bagi pengendara.

Salah seorang warga pengendara sepeda motor, Rosmerie, kepada Radio Republik Indonesia (RRI) mengaku sangat terganggu serta trauma saat melintasi jalan tersebut karena pernah mengalami kecelakaan tunggal.

"Saya trauma sebenarnya melintasi jalan ini karena pernah jatuh waktu berangkat kerja. Kecelakaan itu terjadi saat menghindari lubang jalan yang dalam," ujarnya, Jumat (14/02/2020).

Pada kesempatan yang sama, salah seorang warga sekitar lokasi, Andrianto Telaumbanua, mengaku prihatin dan telah beberapa kali bersama penduduk lainnya melakukan penimbunan agar siapapun yang melintas tidak jatuh.

"Ruas jalan ini sudah lama rusak dan ratusan pengendara sudah menjadi korban bahkan ada yang sampai patah tulang. Kami juga sudah beberapa kali," tuturnya kepada RRI.

Mirisnya, untuk menambal jalan rusak tersebut, bukan dari dana pemerintah daerah maupun pusat atau dana desa serta apapun itu istilahnya, tapi dari swadaya rakyat setempat.

"Ini swadaya dari warga melakukan penimbunan. Kami harap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan agar korban kecelakaan tidak bertambah," tandasnya.