KBRN, Bukittinggi : Pengawalan ekstra ketat dan berlapis saat kunjungan kepala Negara pada sebuah acara, hal itu dilakukan oleh pasukan Paspampres sesuai protap dari protokoler Istana, dengan tujuan mengamankan seorang kepala Negara dari berbagai ancaman.
Apalagi seorang Kepala Negara RI seperti Presiden Joko Widodo sering diserbu fansnya untuk bersalaman dan berselfie usai acara. Fansnya rela berdesak-desakan, berpanas-panasan, bahkan terinjak kaki satu sama lain, yang penting bisa bersalaman dengan orang nomor satu di Indonesia Joko Widodo.
Ini pengalaman seorang jurnalis yang berasal dari daerah terpencil Solok Selatan Sumatera Barat, Hendrivon wartawan senior saat mengikuti Hari Pers Nasional ke-74 Tahun 2020 di Banjar Baru Kota Banjarmasin bersama rombongan PWI Sumatera Barat. Begini kisahnya ketika ditemui RRI pada Sabtu (15/2/2020) di Kediamannya.
Acara puncak HPN ketika itu dilaksanakan pada hari Sabtu pekan lalu langsung dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo.
"Saya bisa masuk ke areal ring satu lantaran saya juga mendapat undangan resmi dari Istana, makanya Saya bisa duduk dipanggung kehormatan bersama asisten III Solok Selatan Amdani," katanya.
Walaupun dirinya dapat undangan resmi, lanjutnya, namun ia mengakui bahwa untuk mengambil momen dan foto-foto kegiatan Presiden tidak segampang mengabadikan kegiatan Bupati dan Wali Kota.
"Saya dan kawan kawan lainya tidak boleh mengambil gambar saat Presiden berpidato bergerak kesana kesini, harus ditempat semula dengan pengawalan ekstra ketat juga," imbuhnya.
"Saat itu Saya lihat banyak juga wartawan yang nakal, setiap sebentar lari sana sini mengambil moment saat Presiden berpidato, sering juga ditegur bahkan diusir oleh pasukan Paspampres, ada yang memperlihatkan identitas namun tak dikasih peluang," sambungnya.
Pikiran ia saat itu, ucapnya, bagaimana agar dirinya bisa bersalaman dengan Bapak Presiden Joko Widodo.
"Usai acara, orang pada berlarian menelusuri jalan keluar Presiden, berdesak-desakan, Paspampres sudah membikin pagar betis sedikit terjadi juga saling adu sikut dorong dorongan membuat pasukan pengaman Presiden itu sedikit agak marah," katanya.
Ia bercerita saat itu dalam kerumunan ditengah terik matahari ada juga yang mengalah tidak tahan menunggu, namun dirinya tetap bertekad agar bertemu Presiden RI.
"Kamera Android ini selalu diotak atik supaya jangan mati, tubuh Saya yang kecil terdesak-desak terus, terhempas kesana sini oleh desakan kawan, kaki tidak boleh lewat tikar merah, kaki ini sering diinjak oleh Paspampres suruh mundur, sementara Pak Jokowi sudah semakin dekat kearah saya.
Ketika dapat peluang, ia langsung menyapa beliau.
"Bapak Jokowi," sapa Hendri.
"Lalu beliau tatap mata saya, saya langsung beraksi memberikan Hendpone kepada beliau. Pak Jokowi langsung menunjuk Saya dan menyuruh Saya dekat beliau, Paspampres itupun langsung menyuruh rekannya untuk melepaskan ikatan tangan pagar pengaman dan langsung beliau selfie dengan Handphone Saya sebanyak tiga kali," ucapnya dengan senang.
Sebelum berselfie ria dirinya juga diingatkan oleh pasukan Paspampres yang mengawal dibelakang agar jangan memegang Presiden.
"Makasih ya Pak Jokowi sahut saya dengan senang hati dikerumuman ribuan orang yang menghadiri HPN Banjarmasin," ungkapnya.
Jangan Lakukan Kesalahan Ini Saat Membuat Nastar
Lain Lain
Pusat Pemberitaan