Daerah

Gapai Mimpi dan Selamatkan Diri Melalui Donor Darah

Oleh: Willy Anugrah Editor: Rini Rustriani Lesti Handayani 29 Jun 2024 - 08:05 Kediri

KBRN, Kediri: Gapai mimpi, lanjutkan hidup, selamatkan diri sendiri melalui donor darah, adalah sebuah perubahan mindset baru pada masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan manakala donor darah kini bukan hanya bersifat aktivitas sosial untuk membantu sesama, namun lebih dari itu tetes darah yang dialirkan akan berdampak positif terhadap kesehatan untuk keberlangsungan hidup pendonor kedepannya.

Masih dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Donor Darah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 14 Juni, Blood for Life Indonesia terus menggencarkan giat edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dengan donor darah. Dengan sasaran 6 wilayah diantaranya Makasar, Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Surabaya, Kota Kediri menjadi tempat terakhir yang akan dituju oleh komunitas yang bergerak di bidang kemanusiaan ini.

RRI Kediri berkesempatan menghubungi Hamida Soetadji, Ketua Umum Blood for Life Indonesia, yang diagendakan akan hadir di Kawasan Wisata Hutan Joyoboyo Kota Kediri untuk menggelar Kegiatan Donor Darah dengan kemasan acara yang lebih berbeda dan menarik, Sabtu (29/6/2024). Ia tidak hanya akan berfokus pada giat penyumbangan darah secara sukarela, namun lebih menitikberatkan pada edukasi melalui kampanye yang terus dimasifkan.

“ Saya tekankan bahwa yang berhak datang dalam acara di Hutan Joyoboyo bukan hanya mereka yang mau donor. Yang belum berkeinginan, justru saya sarankan datang. Jam 9 pagi sampai 1 siang. Ada edukasi yang akan kami sampaikan bahwa betapa besar nikmat sehat yang akan diperoleh melalui donor darah, “ kata Mimid, sapaan akrabnya kepada RRI Kediri.

Hamida meyakini bahwa pola penyampaian ke masyarakat memang harus diubah. Semua orang telah memahami bahwa donor darah selalu berhubungan dengan membantu dan menyelamatkan orang lain secara sukarela. “ Saat ini sudah waktunya kita sentuh nurani warga dengan melihat betapa sehatnya ketika darah kita mengalami peremajaan melalui donor. Darah yang tidak diperbarui bisa memicu munculnya penyakit seperti jantung, tulang pergerakan, dan lainnya. Selain itu, para pendonor aktif juga memerlukan regenerasi. Siapa lagi kalau bukan kita?, “ ucap Mimid dengan penuh keyakinan.

Dalam perbincangan melalui telepon seluler pagi ini, Mimid turut menginformasikan beberapa materi yang akan ia sampaikan dalam Kampanye Manfaat Kesehatan Melalui Donor Darah yang juga diikuti giat donor darah bagi warga yang menghendaki. “ Kediri kami pilih sebagai kota terakhir untuk puncak rangkaian agenda peringatan Hari Donor Darah Sedunia. Kami akan presentasikan banyak hal seperti bulan-bulan yang mengganggu stabilitas stok darah seperti libur sekolah, musimnya DBD, banyak yang melahirkan, cuci darah, kemoterapi dan semua itu butuh transfusi darah, “ ujar Mimid.

Sebagai perwakilan dari Blood for Life Indonesia, Mimid ingin membuka cakrawala masyarakat bahwa saat ini kondisi darurat sedang terjadi. “ Angka pendonor darah yang diproyeksikan dapat mengganti para pendonor aktif sebelumnya, pergerakannya lamban dimana-mana. Belum lagi fenomena ketika berdonor gratis, sementara ketika pasien transfusi darah harus bayar mahal. Tidak harus kaya untuk bisa berbuat dan berdampak, “ kata Mimid dengan penuh ketegasan, Sabtu pagi.