teknologi

BPPT Gandeng Mersifarma dan Sekolah Farmasi ITB Kembangkan Bahan Baku Amoksisilin

Oleh: Heri Firmansyah Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkomitmen kuat untuk melakukan percepatan pengembangan industri bahan baku obat dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor. 

Komitmen ini dilandasi keprihatinan bahwa hampir 95 persen bahan baku obat (BBO) yang dibutuhkan Indonesia masih diimpor dari luar negeri, salah satunya adalah Antibiotik Amoksisilin sebanyak 1.200 ton per tahunnya. 

"Produk Amoksisilin ini banyak digunakan di Indonesia untuk pengobatan lini utama pada infeksi bakteri gram positif dan gram negatif, yang hingga saat ini masih tinggi jumlahnya di Indonesia," ujar Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT, Soni Solistia Wirawan pada acara penandatanganan MoU dengan PT Mersifarma Timaku Mercusana dan Sekolah Farmasi ITB di Jakarta, Kamis (20/2/2020). 

Sebagai salah satu institusi litbang di dalam negeri, menurut Soni, BPPT memiliki peran utama dalam melakukan kaji dan terap teknologi.

"Keterlibatan BPPT dalam pembangunan industri bahan baku obat Amoksisilin ini merupakan perwujudan peran BPPT, untuk memberikan solusi terhadap permasalahan teknologi nasional," imbuhnya. 

Amoksisilin sendiri pernah diproduksi di Indonesia pada 1987, namun tidak bisa bersaing karena biaya produksi yang tinggi akibat bahan intermediate 6-APA (6-aminopenicillanic acid) dan Dane Salt (D-p-Hidroksifenilglisin) masih impor.

BPPT melakukan kaji terap teknologi untuk menghasilkan 6-APA yang selanjutnya dikombinasi dengan Dane Salt yang dihasilkan oleh Farmasi ITB. Kemudian, dilakukan upscaling sintesa amoksisilin dari kedua bahan intermediate itu. Selanjutnya, PT Mersifa akan melakukan proses produksi pada skala industri.

Direktur Utama PT Mersifarma F Tirto Koesnadi menjelaskan, amoksisilin yang berperan sebagai antibiotik saat ini masih sangat besar dipakai masyarakat Indonesia.

"Semoga kerja sama ini dapat menjadi jembaran untuk membawa Indonesia menuju kemandirian bahan baku obat, utamanya amoksisilin. Jika pengembangan obat amoksisilin berhasil sampai ke industri maka diharapkan dapat dilanjutkan untuk bergerak ke pengembangan bahan baku obat lain di masa mendatang," ungkapnya. 

Sementara Dekan Sekolah Farmasi ITB, Daryono Hadi berharap hilirisasi hasil riset ini dapat berkontribusi guna mendukung industri nasional mandiri dalam penyediaan bahan baku.