info-publik

“Ring of Wonderful Tilatang Kamang”, Diantara Eksplore Daerah dan Perekonomian Masyarakat

Oleh: Andini Miza Putri Editor: 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN, Agam : Bertopografi daerah yang cukup unik, Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam, Sumatra Barat, dikelilingi bukit yang berbentuk tapal kuda. Sehingga tidak heran, banyak bentukan alam menarik tercipta disana. 

Ditambah lagi dengan bersatunya tiga Nagari atau Desa Adat, yakni Nagari Gadut, Nagari Kapau dan Nagari Koto Tangah, semakin menambah nilai khusus bagi Kecamatan Tilatang Kamang. Karna setiap nagari-nagari juga memiliki potensi alam sendiri yang bisa diandalkan untuk memajukan segala bidang kehidupan.

Bagi suatu daerah, memiliki potensi alam yang beragam adalah sebuah anugerah. Tidak terkecuali bagi Kecamatan Tilatang Kamang yang memiliki luas mencapai 105,90 km² ini, dan daerah itu dikaruniai keidahan alam yang luar biasa, kekayaan hasil buminya, serta keberagaman flora dan fauna yang hidup disekitarnya.

Namun, jumawa bukanlah sesuatu yang dipegang oleh masyarakat dan pemerintah daerahnya. Berbagai inovasi dilakukan agar segala potensi alam Tilatang Kamang tidak hanya indah dipandang mata, namun juga bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya. Kali ini, dengan mengusung tagline “Ring of Wonderful Tilatang Kamang”, kecamatan ini siap mengajak para pengunjung untuk mendukung gerakan dengan hashtag #AyokeAgam.

Nagari Gadut yang menjadi salah satu andalan dari Kecamatan Tilatang Kamang, merupakan daerah yang memiliki beragam  bentangan alam, dataran, perbukitan, persawahan dan ngarai. Keberagaman ini yang kemudian melahirkan banyak potensi yang menjanjikan, baik dari segi pariwisata, kuliner maupun pertaniannya. 

Dari segi pariwisata, Nagari Gadut memiliki panorama Padang Hijau yang mampu memanjakan mata dengan deretan perbukitannya. Ditambah dengan adanya ngarai-ngarai yang memiliki pesona tersendiri untuk dijelajahi bagi para penguji nyali. 

Dari bidang pertanian, Gadut tidak hanya dikenal sebagai salah satu daerah penghasil jeruk, namun sejak dulu, juga dikenal sebagai daerah penghasil ubi yang kemudian diolah menjadi kerupuk sanjai.

Sementara itu, Nagari Kapau begitu dikenal dengan kulinernya yang mampu memanjakan selera. Nasi kapau yang telah cukup lama mengharumkan nama nagari ini, tidak hanya di Indonesia namun juga mancanegara.

Ada cita rasa unik yang dihasilkan dari campuran beberapa menu dalam sajian Nasi Kapau, yang kemudian menjadikannya sebagai salah satu makanan wajib untuk dicicipi ketika berkunjung ke daerah ini. 

Seolah tidak ingin ketinggalan dari dua nagari lainnya, Nagari Koto Tangah pun turut menambah khazanah kekayaan alam Kecamatan Tilatang Kamang. Banyak bentukan-bentukan alam yang kemudian dijadikan objek wisata. 

Banto Royo salah satunya, usianya padahal baru 1 tahun, namun keindahan yang dimilikinya tidak kalah dibanding objek wisata lain yang telah lebih dulu ada. Menawarkan konsep alam, lokasi ini memiliki banyak spot-spot yang membuat pengunjung betah berlama disana.

Ketenangan, kesejukan, dan keindahan adalah hal-hal yang akan dirasakan pengunjung ketika memasuki kawasan yang memiliki luas lebih dari 6 hektar ini.

Pariwisata sejatinya tidak hanya untuk memajukan sebuah daerah, namun juga untuk pemberdayaan ekonomi dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekitarnya. 

Seperti Banto Royo, salah satu objek wisata andalah dari nagari Koto Tangah yang diinisiatori oleh Andi Sahrandi, mengusung konsep pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Hal ini dianggap sebagai langkah efektif untuk menjadikan sektor pariwisata memberikan manfaat optimal kepada masyarakat. 

Kepada RRI Pengelola Banto Royo Zul Adri Aranta, mengatakan, cikal bakal Banto Royo ini adalah masjid. Maka pendapatannya pun nantinya akan dibagi ke masjid-masjid, kemudian baru untuk masyarakat. 

“Dengan mempekerjakan masyarakat setempat, diharapkan nantinya tidak ada masyaraat yang putus sekolah karna tidak ada biaya, tidak ada masyarakat yang tidak bisa berobat karna tidak ada biaya, semua masyarakatnya sejahtera. Insyaallah itu misinya,” ulasnya.

Dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, tertulis jelas bahwa salah satu tujuan kepariwisataan adalah memberdayakan masyarakat setempat. Sejalan dengan yang dilakukan di Tilatang Kamang, masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan segala bentuk potensi alam. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan nyata oleh masyarakat.

Saiful Amri, salah seorang pedagang di objek wisata Koto Tangah mengakui, bahwa  banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat disini semenjak objek wisata Banto Royo ini dibuka. 

“Perekonomian banyak warga mulai meningkat melalui berdagang, jalan yang rusak telah diperbaiki, mesjid sudah bagus dan ramai, kebersihan dan keindahan  juga meningkat, bahkan juga ada kegiatan belajar gratis untuk masyarakat,” sebutnya.

sementara itu Camat Tilatang Kamang Ade Herlien, menjelaskan, Ring of Wonderful Tilatang Kamang, tidak hanya berdampak pada semakin menarik dan tereksplornya kekayaan alam yang ada di Tilatang Kamang, namun juga diharapkan mampu menggerakkan ekonomi dan memberdayakan masyarakat, karena ekonomi disebuah daerah berpotensi maju bila turut didukung oleh pariwisata yang tangguh.

“Kalau kita lihat dampak ekonominya, sebetulnya kita bersama-sama bagaimana ini mempunyai nilai tambah bagi masyarakat dengan meningkatnya kesejahteraan mereka. Jadi tidak hanya pariwisata dan pertaniannya yang bagus, namun juga perekonomiannya meningkat. Hingga Ring of Wonderful Tilatang Kamang juga dirasakan dampak nyatanya oleh masyarakat, karna merekalah penggerak utama berbagai bidang yang bisa memajukan kecamatan ini,” ungkapnya.

Menyatunya 3 nagari dengan beragam potensi alam, menjadikan Tilatang Kamang sebagai salah satu daerah di Kabupaten Agam memiliki nilai lebih dalam segala hal. Melalui tagline Ring of Wonderful Tilatang Kamang, berbagai lini kehidupan akan mencapai kemajuan dan juga kesejahteraan. (Foto : Istimewa)