wisata

Rencana Pembangunan Kereta Gantung Wisata Gunung Bromo Timbulkan Polemik

Oleh: Hanum Oktavia Editor: Afrizal Aziz 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN, Malang: Rencana pemerintah untuk membangun kereta gantung di kawasan wisata Gunung Bromo Tengger Semeru (BTS) sempat menuai polemik. Sejumlah pengelola layanan akomoditasi dan transportasi pariwisata di kawasan tersebut sempat melakukan penolakan. Pasalnya, keberadaan kereta gantung dikhawatirkan dapat berdampak buruk terhadap pelaku wisata lokal dan jasa transportasi, mulai dari ojek kuda, motor, maupun transportasi lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini calon investor untuk membangun kereta gantung senilai Rp 300 miliar itu sudah ada. Pihaknya pun juga sudah bertemu dengan dengan tokoh adat dan budaya di kawasan wisata Bromo Tengger Semeru.

“Saya sudah ketemu dengan mereka, untuk membahas titik mana yang menjadi penguatan wisata di BTS,” ujar Khofifah, Minggu (23/2/2020).

Menurutnya, koordinator pengembangan wisata Bromo Tengger Semeru selama ini berada di tangan Kementrian Pariwisata. Namun untuk penyiapan roadmap pembangunanya di bawah wewenang Bappenas.

“Saya juga sudah ketemu kedua pihak ini untuk membahas kereta gantung ini,” katanya.

Ketika berkunjung ke Bromo dan Tengger, Khofifah mengaku telah bertemu dengan ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) setempat, dan tokoh adat. Pertemuan itu dilakukan untuk menjelaskan adanya cable car yang disuulkan dioperasikan mulai B29, B30, serta Seruni Bromo.

“Apa yang sudah diiniisasi oleh koordiantor pengembangan BTS juga akan dikoordinasikan dengan daerah penyangga, mulai dari Malang, Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo,” ungkap perempuan yang menjabat sebagai Menteri Sosial ini.