wisata

Pacuan Kuda Tradisional Gayo Diharapkan Bersih dari Perjudian

Oleh: Fitra Jayadi Editor: Afrizal Aziz 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN,Takengon : Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan, atraksi pacuan kuda tradisional merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari perjalanan, perkembangan serta peradaban para leluhur masyarakat Gayo.

Dijelaskan, sejak dulu kuda telah menjadi alat maupun sarana dalam membantu pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat setempat, sehingga menjadi salah satu simbol seni budaya Gayo yang dikemas lewat pacuan kuda.

Dengan demikian sebut Shabela, event pacuan kuda tradisional yang berlangsung setiap tahun di Aceh Tengah harus terus dilestarikan, dengan tidak dikotori oleh perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam seperti perjudian.

Hal tersebut diungkapkan bupati, saat membuka secara resmi Pacuan Kuda Tradisional Gayo Hari Ulang Tahun (HUT) Takengon ke-443, di Arena Pacuan Kuda Haji Muhammad Hasan Gayo, Belang Bebangka, Pegasing, Senin (24/2/2020).

“Kami ingatkan kembali, arena ini jangan diciderai dengan hal negatif, seperti berbagai bentuk perjudian, karena ini juga menjadi pesta rakyat, tempat masyarakat berkumpul dan bersilaturahmi,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olehraga (Disparpora), Aceh Tengah Jumadil Enka dalam laporannya menyebutkan kegiatan itu diikuti oleh 371 ekor kuda yang berasal dari Empat kabupaten di Propinsi Aceh.

“Peserta pacuan kuda pada tahun ini, dari Aceh Tengah menyertakan sebanyak 180 ekor kuda, Bener Meriah 109 ekor, Gayo Lues 66 ekor, kemudian Kabupaten Aceh Tenggara mengirimkan sebanyak 8 ekor kuda pacuan,” jelasnya.

Adapun pelaksanaan pacuan kuda sendiri dijadwalkan berlangsung hingga 01 Maret 2020 mendatang, dimana puncak kehadiran penonton diperkirakan baru akan terjadi pada Dua hari terakhir saat berlangsungnya partai semifinal dan final.()