tanggap-bencana

Dijuluki Mall Bencana, Buleleng Butuh RRI untuk Atasi Bencana Alam

Oleh: Made Winingsih Editor: Mosita Dwi Septiasputri 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN, Singaraja : Buleleng sebagai daerah yang nyegara gunung (berada di antara pegunungan dan lautan), dijuluki wilayah mall bencana. Pasalnya Buleleng sangat rentan terhadap semua jenis bencana seperti angin puting beliung, gempa bumi tanah longsor dan lainnya.

Dengan kondisi seperti itu peran RRI sebagai lembaga penyiaran publik sangat dibutuhkan untuk menginformasikan berbagai upaya mitigasi bencana. Secara berkala RRI khususnya RRI Singaraja mengundang pihak berwenang untuk hadir mengedukasi masyarakat terkait antisipasi serta tindakan-tindakan yang perlu dilakukan pasca bencana.

Seperti halnya dilakukan Selasa (25/2/2020) siang, RRI Singaraja kembali menyelenggarakan dialog luar studio program kentongan bertajuk “Atasi Bencana Alam Dengan Sikap Dharma” di SMK Negeri 3 Singaraja, menghadirkan Dirut LPP RRI M. Rohanudin, Klian Adat Buleleng Nyoman Sutrisna, Kepala BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana dan Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna.

Kepala BPDB Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, dengan kondisi geografis tersebut masyarakat Buleleng semestinya tanggap, sehingga ketika terjadi bencana dapat meminimalisasi jatuhnya korban. Bahkan BPBD menggandeng instansi terkait terus melakukan sosialisasi tentang kebencanaan menyasar siswa mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK.

“Saya berharap masyarakat mengenali ini dulu, sehingga apa yang nanti dihadapi sudah mereka lebih dulu tahu,” ucapnya.

Kadek Kariana selaku Ketua Komite SMK Negeri 3 Singaraja mengatakan, sangat tepat RRI menggelar siaran mitigasi bencana, mengingat Buleleng sebagai daerah rentan bencana. Sehingga seluruh masyarakat Buleleng minimal mengetahui kondisi daerahnya, terlebih sekarang ini cuaca sangat ekstrim.

“Dengan adanya program kentongan RRI, radio tanggap bencana tentunya menggugah perasaan masyarakat, untuk mulai sekarang lebih lagi memperhatikan daerahnya sendiri dengan sama-sama sadar bahwa kita semua harus tanggap terhadap bencana,” ungkap Kariana.

Buleleng daerah nyegara gunung dengan masyarakatnya memiliki toleransi sangat tinggi juga diapresiasi Direktur Utama LPP RRI M. Rohanudin. Bila dihubungkan dengan kebencanaan, toleransi berperan sangat besar, karena bilamana ada bencana sudah barang tentu budaya gotong royong diutamakan, tegas Rohanudin.

“Ajarkan toleransi itu lebih dalam, kepada kita semua, kepada adik-adik kita, kepada anak cucu kita, kenapa? Itu adalah modal yang paling penting, budaya yang paling kuat, yang ada di Pulau Dewata Bali ini. Oleh karena itu saya bangga, Indonesia punya Pulau Dewata,” pungkas Dirut LPP RRI, M. Rohanudin.