info-publik

Ketika Bencana Menghadirkan Keceriaan

Oleh: Niar Abdul Litiloly Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat

KBRN, Jakarta : Suara tawa khas anak-anak menggema di sepanjang terowongan Underpass Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Selasa sore (25/2/2020). Suara ini saling bersahutan ditimpali dengan percikan air. Suasana yang berasal dari puluhan anak-anak dan remaja yang memenuhi terowongan tersebut untuk berenang.

Ya, berenang, itulah kegiatan yang dilakukan anak-anak tersebut ketika rri.co.id berada di lokasi. Kegiatan yang dipilih oleh para bocah warga Kemayoran untuk mengisi waktu luang. Underpass Angkasa merupakan satu dari puluhan titik banjir yang muncul sejak hujan mengguyur Jakarta pada Senin malam hingga Selasa pagi.

Kegiatan ini dilakukan oleh anak-anak untuk mengisi waktu luang ketika kegiatan belajar mengajar di sekolah diistirahatkan akibat banjir yang melanda sebagian wilayah Ibu Kota.

“Iya, enak berenang di situ, kalau ke Sunter kan kejauhan dan berenang di sini (terowongan) gratis,” ujar Muhammad Ridho, salah satu anak-anak yang ikut berenang.

Lebih lanjut Ridho menjelaskan, selain sebagai wahana bermain gratis alasannya untuk berenang di terowongan adalah ingin terus aktif melakukan olahraga guna menambah tinggi badan. Hal ini untuk menunjang kesehatannya dan membantu memenuhi cita-citanya kelak menjadi seorang anggota TNI. Bahkan, Ridho dan rekannya tidak takut akan bahaya berenang di jalanan umum, atau bahaya terkait kesehatan kulit akibat berenang di air genangan banjir. 

“Gak takutlah, kan cuman air banjir. Lagian berenang biar cepat tinggi dan jadi tantara,” jelas Ridho.

Sementara itu, rekan Ridho lainnya, Afif Rifki, menyampaikan harapannya terkait kondisi Jakarta.

“Harapan saya buat pemerintah, semoga bisa bekerja maksimal, jadi Jakarta gak banjir lagi,” harap Afif yang diamini oleh teman-temannya.

Selama dipantau oleh rri.co.id di lapangan, saat menikmati momen berenang bersama ini ada sejumlah kendaraan ukuran besar yang melewati terowongan Underpass Angkasa. Mulai dari truk sampah hingga bus Transjakarta.

Alih-alih takut, anak-anak justru menikmati momen lewatnya kendaraan. Hal ini dikarenakan saat melintas, kendaraan berukuran besar ini membuat gelombang yang mirip seperti ombak. Tentu saja kegiatan berenang semakin menyenangkan bagi anak-anak.

Berdasarkan keterangan dari salah satu petugas di lapangan yang tidak ingin disebutkan namanya, selain intensitas hujan yang tinggi, penyebab lain dari tergenangnya lokasi ini adalah tidak berfungsinya empat mesin pompa milik Underpass Angkasa.

Meski terbilang berbahaya dan berpotensi menyumbangkan beberapa jenis penyakit, namun banjir yang dianggap bencana ini nyatanya di sisi lain adalah sumber kebahagiaan bagi anak-anak. Karena pada akhirnya, anak-anak tetaplah anak-anak, mereka memiliki dunianya sendiri.

Standar kebahagiaan bagi anak-anak pun berbeda dari orang dewasa. Mereka memiliki cara pandang yang berbeda dari orang dewasa dalam menanggapi berbagai hal di sekitarnya. Menjadi tugas dan tanggung jawab bagi orang-orang di sekitar untuk mengawasi anak-anak agar tetap berada dalam lingkungan mereka yang sehat dan aman.