sorotan-kampus

Doktor ITS Rancang Mobile Robot untuk Inspeksi Kebocoran Gas

Oleh: Benny Hermawan Editor: Mosita Dwi Septiasputri 10 May 2020 - 11:31 kbrn-pusat
KBRN, Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menelurkan seorang doktor baru, yakni Helmy Widyantara dari Departemen Teknik Elektro ITS dalam sidang terbuka promosi doktornya, Senin (24/2/2020) lalu. 

Helmy mempresentasikan penelitian untuk disertasi berjudul Sistem Pencarian Sumber Gas Menggunakan Kombinasi Sensor Gas dan Hot Wire Anemo Meter yang Diimplementasikan pada Mobile Robot.

Menurut Helmy, kecelakaan oleh gas yang kerap terjadi termasuk permasalahan yang cukup krusial dan berbahaya. Kecelakaan-kecelakaan tersebut acap kali terjadi pada gudang penyimpanan bahan kimia, pipa distribusi gas, hingga pada teror gas beracun. Pendeteksian keberadaan gas secara manual dinilai sulit untuk dilakukan. 

“Pasalnya, beberapa jenis gas tidak memiliki warna dan bau,” ujarnya, Rabu (26/2/2020).

Selain itu, tambah lelaki kelahiran Ngawi tersebut, zat gas mudah berpindah dan memiliki sifat menyebar mengisi seluruh ruangan. Berangkat dari permasalahan itu, Helmy mengindikasikan bahwa penemuan lokasi sumber kebocoran gas yang cepat merupakan kunci utama untuk mencegah dan mengurangi terjadinya bencana. 

“Namun, proses pelacakan gas tersebut tidak dapat dilakukan secara manual karena berisiko besar terhadap keselamatan jiwa petugas,” tutur Helmy.

Untuk itu, menurut Helmy, penggunaan mobile robot hadir sebagai solusi cemerlang untuk menemukan lokasi kebocoran gas secara efektif. Tetapi, diakui Helmy, tak mudah untuk mengoperasikan mobile robot di ruangan yang luas dengan arah angin yang dinamis. 

“Hal tersebut dikarenakan aliran udara yang menabrak benda dan manusia menyebabkan adanya turbulensi mekanis,” papar lelaki yang menyelesaikan pendidikan S1 di Teknik Komputer, Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya ini.

Turbulensi mekanis inilah yang dapat memengaruhi arah penyebaran odor plume (benang yang digunakan untuk menganalisa pergerakan aliran fluida) dan membuat robot kehilangan jejaknya. Adapun yang dimaksud dengan turbulensi mekanis ialah turbulensi yang disebabkan akibat aliran udara yang menabrak obstacle di sekitarnya. 

Dengan menggunakan metode kombinasi stereo sensor gas dan sensor arah angin omnidirectional, navigasi mobile robot dapat terbantu secara signifikan untuk menemukan kembali jejak odor plume saat perubahan angin terjadi.

“Tingkat keberhasilan robot untuk menemukan lokasi sumber gas mencapai 90 persen pada aliran udara laminer dan 70 persen pada turbulensi mekanis,” ungkapnya.