teknologi

Kepala BPPT Ajak Akademisi Universitas Syiah Kuala untuk Inovatif dan Kreatif

Oleh: Heri Firmansyah Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:30 kbrn-pusat

KBRN, Banda Aceh : Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menuturkan kepada civitas akademika Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, pentingnya peran milenial dalam mendukung pembangunan nasional.

Mewujudkan Indonesia Maju, ungkap Hammam, harus dimulai dari pemikiran yang kreatif untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat banyak.

"Mahasiswa dan para civitas akademika, harus memberi kontribusi positif dalam pembangunan nasional, yakni dengan melakukan riset dan menghasilkan inovasi terbaik, untuk Indonesia Maju, mandiri, adil dan makmur," papar Hammam saat hadir memberikan kuliah umum, menggantikan Menristek/Kepala BRIN, di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Jumat (28/2/2020).

Kepala BPPT lalu menyebut bahwa saat ini riset dan penelitian harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Hal inipun ditunjang oleh UU No.11 Tahun 2019 tentang Tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SISNAS IPTEK) diberlakukan tahun lalu.

"Hasil Iptek ini, harus menjadi landasan ilmiah dalam pembangunan, Hal itu ada dalam Undang-undang 11/2019. Jadi civitas Unsyiah harus lebih masif melakukan riset berbasis potensi lokal, yang dapat memberi manfaat untuk meningkatkan perekonomian di Aceh," tegas Hammam.

Ia menyebut bahwa BPPT saat ini  terus melaksankan program pengkajian dan penerapan yang berdampak pada sektor ekonomi. Hal ini dilakukan untuk mendukung transformasi ekonomi. 

kegiatan BPPT, imbuhnya, berfokus pada pendayagunaan teknologi tepat guna (TTG), peningkatan nilai tambah dan hilirisasi sumber daya alam (SDA), penguatan substitusi impor dan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta penguasaan teknologi baru (frontier teknologi).

“Kami fokuskan kepada program yang berdampak, yang bisa sesegera mungkin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Tidak perlu menunggu sepuluh tahun, tapi dua atau tiga tahun sudah dapat dinikmati, ini adalah target, dan kami harus deliver itu,” terang Hammam.

Ia mencontohkan bahwa BPPT saat ini tengah berupaya melakukan akselerasi dalam pembangunan Drone spek Kombatan, yang dikenal sebagai PUNA MALE Elang Hitam, serta pabrik garam industri.

Dirinya pun menyebut bahwa kemajuan BPPT ini juga tak terlepas dari dukungan dari Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro.

"Kami fokus berupaya untuk lakukan percepatan  hilirisasi industri produk unggulan, yakni Drone MALE Elang Hitam dan Pabrik Garam Industri Terintegrasi. Drone MALE dibutuhkan untuk kedaulatan nasional, sementara pabrik garam untuk substitusi impor. Terimakasih kepada Menristek/BRIN, pak Bambang, yang terus mendukung kami," terangnya. 

Lebih lanjut Hammam juga menuturkan bahwa peran inovasi teknologi, saat ini terus dilibatkan dalam program prioritas nasional. 

“Teknologi modifikasi cuaca untuk Karhutla, dan bencana banjir dan kekeringan, PLTSa Merah Putih untuk masalah sampah, Charging station kendaraan berbasis listrik pertama di Indonesia, teknologi kunci perkeretaapian yang diterapkan di LRT Jabodebek, hingga penerapan bahan bakar bio diesel B30 di tahun 2020 ini. Saya kira ini dari sekian banyak inovasi dan layanan teknologi yang mampu menghela pertumbuhan ekonomi Indonesia,” pungkasnya.

Penguasaan Teknologi

Senada dengan Kepala BPPT,  Menristek/Kepala BRIN Bambang P.S. Brodjonegoro memberikan dukungan bahwa BPPT mampu menyelesaikan permasalah nasional, dengan penerapan IPTEK dan inovasi.

Saat memberikan arahan dalam penutupan Rapat kerja 2020 BPPT di Unsyiah itupun dikatakan olehnya, bahwa BPPT harus terus menghasilkan inovasi dan layanan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan bangsa, dan mampu menyelesaikan masalah Indonesia. 

"Sesuai dengan tupoksinya, mengkaji dan menerapkan teknologi. Jadi outputnya haruslah inovasi yang mampu menyelesaikan permasalahan nasional, dan menghela pertumbuhan ekonomi masyarakat," tegasnya di hadapan peserta Rapat Kerja BPPT, di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Jumat (28/2/2020).

Menteri Bambang selanjutnya menyebut inovasi Drone Medium Altitude Long Endurance (MALE) Elang Hitam, yang menjadi program prioritas pemerintah, dan mendapatkan perhatian serius dari Presiden Joko Widodo.

"Isu kedaulatan nasional masih menjadi 'PR' bersama. Inovasi Elang Hitam diharapkan sesegera mungkin menjaga daerah perbatasan kita, terutama di Natuna yang sempat memanas belakangan ini," ujar Bambang.

Dirinya sadar bahwa penguasaan teknologi kunci tidaklah mudah, tapi inilah tugas yang negara amanahkan kepada lembaga sekelas BPPT.

"BPPT ditunjuk sebagai koordinator para program Elang Hitam. Saya rasa ini sudah tepat, dengan sinergi bersama Kementerian/Lembaga dan dukungan BUMN, Elang Hitam dapat menjadi lompatan teknologi bagi bangsa Indonesia, sebuah kebanggaan hasil karya anak bangsa.

Selain Drone Elang Hitam, Menteri Bambang juga meminta BPPT untuk fokus pada peningkatan produksi garam industri yang juga merupakan prioritas hilirisasi industri nasional.

“BPPT mendapat dua dari tiga mandat penting untuk menjadi koordinator program hilirisasi industri nasional. Setelah drone Elang Hitam, BPPT juga mendapat tugas untuk melakukan replikasi pabrik garam industri, mengingat Indonesia memiliki garis pantai terpanjang, namun masih melakukan impor garam,” ujar Menteri Bambang.

Lebih lanjut dirinya meminta secara khusus kepada BPPT untuk melakukan replikasi pabrik garam industri terintegrasi hingga 40.000 pabrik di beberapa sentra penghasil garam.

“Kita tidak mampu memenuhi kebutuhan garam industri secara mandiri, padahal kebutuhan industri makanan, farmasi, dan manufaktur sangat bergantung pada garam industri. Bukan tidak mungkin dengan alih teknologi, BPPT mampu menjawab tantangan besar ini,” ujarnya.

Menteri Bambang secara spesifik menginginkan inovasi yang dihasilkan BPPT dapat menjawab permasalahan masyarakat, dan menjadi solusi atas permasalahan bangsa.

“Kita ubah mindset, ubah paradigma, singkirkan ego sektoral. Saatnya bekerja untuk negara dan masyarakat. Kita kuasai riset dan teknologi yang sesuai dengan karakteristik negara kita, teknologi yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Teknologi yang berdampak langsung kepada ekonomi masyarakat,” tutup Menteri Bambang.

Sebagai informasi, pada agenda penutupan Raker BPPT, dengan tema “Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital Dan Kualitas SDM” telah menghasilkan beberapa kebijakan yang akan dijadikan landasan program dan kegiatan BPPT selama empat tahun ke depan.

Penajaman program, penyesuaian visi dan misi, hingga pengembangan SDM menjadi tiga fokus utama dalam Rapat Kerja Tahun ini. Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro yang hadir pun telah menerima hasil rumusan Rapat Kerja tersebut.