info-publik

Anak Tukang Ojek, Buruh dan Petani Jadi Lulusan Terbaik Bintara SPN Polda Maluku

Oleh: Editor: Mosita Dwi Septiasputri 10 May 2020 - 11:30 kbrn-pusat
KBRN, Ambon : Menjadi anak seorang tukang ojek tak lantas membuat Maikel Saimasa berkecil hati untuk mendaftarkan diri sebagai calon siswa Bintara Polda Maluku 2019 lalu. 

Anak Pasangan Adolof Saimasa dan Adriana Persireron ini berhasil membuktikan, seorang anak tukang ojek bisa mencetak prestasi membanggakan. Saat dinyatakan lolos sebagai calon siswa Bintara Polri. Maikel bergabung bersama 214 siswa asal 10 kabupaten/kota di Maluku. Selama tujuh bulan menempuh pendidikan dan pelatihan di SPN Passo, Maikel keluar sebagai lulusan terbaik Cendekia Akademik. 

Pada Upacara Penutupan Pendidikan dan Pelatihan Siswa Diktuk Bintara Polda Maluku, Senin (2/3/2020) di Lapangan Upacara SPN Passo. Nama Maikel Saimasa diumumkan sebagai juara terbaik. 

Tangis haru dan pelukan hangat kedua orang tua Maikel terlihat saat mereka diberi kesempatan menemui anaknya yang sedang berbaris di lapangan bersama ratusan Bintara lainnya.

Disitulah, Sang Ayah, Adolof Saimasa menangis bahagia melihat putra pertamanya berhasil menggapai cita-cita sebagai seorang Anggota Polri.

Dengan mata berkaca-kaca Adolf yang berprofesi sebagai tukang ojek ini mengungkapkan kebangaannya, anak sulungnya itu berhasil mengangkat martabat orang tua. 

"Dengan dia diterima sebagai Anggota Polri harkat dan martabat orang tua ikut terangkat. Walaupun latar belakang saya hanya tukang ojek. Tapi saya bangga lihat anak saya berhasil," ucapnya.

Selama pendaftaran hingga dinyatakan lolos. Adolof mengaku tidak mengeluarkan uang puluhan juta, sebagaimana yang kerap diberitakan masuk Polisi harus bayar mahal.

Setelah berhasil menggapai cita-citanya, ia pun berpesan kepada Maikel yang sudah tiga kali gagal mengikuti tes, untuk mengabdi kepada insititusi tempatnya bekerja dengan baik.

"Ini anugerah dia bisa diterima bekerja di kepolisian. Dia hrus bisa menjadi polisi yang baik mengabdi untuk bangsa dan negara," pesannya kepada sang anak. 

Maikel, sangat bersyukur atas prestasi yang diraih. Bukan hanya menyandang pangkat Brigadir Dua (Bripda). Maikel menghadiahkan kedua orang tuanya dengan prestasi. 

Lulusan SMAN 3 Ambon ini bertekad sebagai seorang Anggota Polri akan mengabdikan diri untuk bangsa. Tiga kali usahanya gagal sebagai Anggota Polri, ia tidak menyerah. Berkat dorongan kedua orang tua, Maikel mahasiswa semester 5 Fakultas Hukum Universitas Pattimura ini terus mengejar mimpinya. 

"Saya sangat berterima kasih kepada Polda Maluku yang telah memberikan kesempatan ini kepada saya. Saya akan mengabdikan diri untuk bangsa dan negara," ucapnya.

Lain cerita dengan Maikel, Safrudin Hulihulis baru pertama ikut seleksi langsung dinyatakan lolos. Ia termasuk salah satu yang beruntung. Anak petani asal Pulau Panjang, Kabupaten Seram Bagian Timur ini mengukir prestasi sebagai Bintara yang unggul dalam ketahanan mental. 

"Saya termotivasi dari saudara yang juga Anggota Polisi. Hal itu membuat saya gigih berlatih untuk bisa ikut seleksi anggota Polri. Setelah diterima, saya bisa buktikan kalau mampu buat bangga kedua orang tua. 

Sang Ayah, Aminudin Hulihulis mengaku terharu, pekerjaannya yang hanya seorang petani bisa mengantarkan anak ketiganya menjadi Anggota Polri.

"Rasa bangga sekali. Biar cuma petani tapi anak saya bisa jadi Polisi. Semoga dia berguna untuk nusa dan bangsa," ujarnya sambil menitikan air mata. 

Bintara yang unggul dalam ketahanan Fisik, D.J Tuhusula, anak seorang buruh kasar mengungkapkan rasa sukacitanya bisa dilantik sebagai Anggota Polri. 

"Saya sudah dua kali ikut. Di 2018 ikut seleksi Akpol tapi tidak lolos. Di 2019 ikut seleksi Bintara Puji Tuhan diterima," ucapnya.

Kapolda Maluku, Irjen Pol Baharudin Djafar, berpesan para orang tua terus mengawasi anak-anaknya setelah keluar dari masa pendidikan. Eforia di masa libur diharapkan tidak berlebihan, agar tidak menimbulkan masalah baru. 

"Kepada para orang tua tetap memantau aktivitas anaknya di masa libur. Boleh mensyukuri nikmat kelulusan, tapi jangan sampai eforia berlebihan yang malah buat masalah baru," pesannya.