pilkada-2020

Ini Popularitas Tokoh yang Bakal Bertarung dalam Pilakada Tuban 2020

Oleh: Editor: Heri Firmansyah 10 May 2020 - 11:29 kbrn-pusat
KBRN, Jakarta : Pemilihan Kepala Daerah pada tahun 2020 akan dilaksanakan di 270 daerah, yakni 9 tingkat provinsi, 224 kabupaten dan 37 kota. 

Salah satu kabupaten yang akan melaksanakan pilkada adalah Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sejumlah tokoh telah meramaikan bursa pilkada Tuban sebagai bakal calon yang mungkin diusung partai politik, karena sampai batas akhir penyerahan syarat pendaftaran untuk calon independen tak ada yang mengajukan.

Siaran Pers Lembaga Kajian Strategis  dan  Pembangunan yang diterima RRI, Rabu (11/3/2020) menjelaskan, bahwa sejumlah nama yang beredar berlatar belakang politisi, pengusaha dan tokoh muda dengan pengalaman dan keahlian beragam.

Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan (LKSP) menelusuri lebih jauh jejak sejumlah tokoh tersebut dan tokoh lain dalam pemberitaan di media online dan percakapan di media sosial  pada periode cukup panjang (9 Desember 2019 - 9 Maret 2020). 

Direktur Eksekutif LKSP Dr Astriana B Sinaga menjelaskan, pelacakaan (tracking) dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang relevan untuk diolah social media analytic tool. Kemudian diukur jangkauan (yang mencerminkan popularitas) dan sentimen (yang menunjukkan favorabilitas/akseptabilitas) netizen.

Astriana menjabarkan, dari hasil pelacakan sepanjang tiga bulan diketahui 9 tokoh yang mendapat porsi pembicaraan cukup luas, yakni: Sunarsip (67,59 persen dengan 146 mention), Miyadi (11,11 persen dan 24 mention), Fredy Ardliyah Syah (6,02 persen dan 13 mention), Khozanah Hidayati (4,17 persen dan 9 mention), Noor Nahar Hussein (3,70 persen dan 8 mention), Warih Satria Setiawan (2,78% dan 6 mention), Amir Burhanuddin (2,31 persen dan 5 mention), Aditya Halindra Raridzki (1,85 persen dan 4 mention), dan Imam Solikin (0,48 persen dan 1 mention).

Astriana menganalisa, besarnya porsi pembicaraan tidak hanya ditentukan oleh pemberitaan media arusutama, namun juga oleh percakapan netizen yang merespon kegiatan atau pernyataan para tokoh. 

"Tokoh muda Sunarsip terlihat aktif melakukan kegiatan komunitas di berbagai kelurahan dan berinteraksi dengan semua kalangan dengan memanfaatkan beragam kanal media. Selain itu, pandangan Sunarsip sebagai ekonom diliput oleh media nasional dan lokal," papar Astriana, Senin (11/3/2020). 

Tokoh berikutnya yang mendapat sorotan luas adalah Miyadi, Ketua DPRD Kabupaten Tuban, dengan posisi politiknya dapat merespons berbagai isu dan permasalahan yang muncul di masyarakat. Sebenarnya Noor Nahar Hussein punya peluang sama, namun belum optimal.

Astriana menyebutkan, popularitas calon di media sosial dan media daring arus utama juga diukur lewat jangkauannya oleh seberapa besar viewers atau akun.

Hasil tracking LKSP menunjukkan hasil informasi tentang sosok Sunarsip (menjangkau 1,11 juta akun/viewers) dan Fredy (617.340 akun/viewers) terlihat paling luas penyebarannya. Miyadi (306.510 akun/viewers) dan Khozanah (425) mendapat porsi perbincangan tinggi, namun jangkauannya terbatas. 

Nasib serupa dialami Warih (12.390 akun/viewers) yang sangat populer dalam poling. Sementara Aditya (599.710 akun/viewers) menyalip dengan jangkauan yang lebih luas, diikuti Noor Nahar (588.020 akun/viewers). Tokoh olahraga Amir (321) memiliki jangkauan terkecil.

LKSP juga mengukur tingkat favorabilitas dan akseptabilitas tokoh-tokoh tersebut berdasarkan sentimen yang muncul di media arus utama dan media sosial.

Astriana menjelaskan, sentimen netizen terhadap tampilan para tokoh Tuban rerata positif. Miyadi (79,17 persen), Noor Nahar (75,00 persen), dan Aditya (75,00 persen) mendapat sentimen positif yang tinggi. Kemudian diikuti Warih (66,67 persen), Fredy (61,54 persen), dan Khozanah (55,56 persen). Imam Solikin (100 persen) mendapat sentimen penuh, namun mention kecil dan jangkauan terbatas.

Sentimen negatif justru pada sosok Sunarsip (2,06 persen). Hal itu mungkin karena dipandang sebagai sosok baru dalam panggung politik Tuban yang tidak berasal dari partai politik atau dinasti manapun. Latar belakang profesional selaku ekonom dan pembina wirausaha lokal justru merupakan penyeimbang dengan sentimen positif (62,33 persen) dan netral (35,62 persen). 

"Sesungguhnya tak hanya Sunarsip yang berkiprah di luar Tuban, Setiajit selaku Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur juga lebih banyak di luar Tuban, namun dalam perbincangan dunia maya belum tertangkap signifikan. Bahkan, Fredy menjalankan bisnisnya di level nasional," jelas Astriana.

Melihat respons netizen secara umum, para tokoh yang kemungkinan akan bertarung dalam Pilkada Tuban 2020 tidak ada yang kontroversial. Hal itu cukup kondusif bagi kematangan proses demokrasi di tingkat lokal. 

"Sehingga tidak terjadi gesekan di antara elite dan konsekuensi selanjutnya tidak akan menimbulkan konflik di tengah masyarakat. Namun, publik tetap perlu diedukasi bahwa sosok yang akan tampil nanti harus benar-benar diuji: integritas, kapabilitas dan akseptabilitasnya," papar Astriana.

Astriana menjelaskan, akumulasi dari porsi perbincangan dan sentimen yang berkembang di kalangan netizen akan membentuk reputasi sosial para tokoh. Tokoh yang melakukan perbincangan intensif (mention tinggi) dan jangkauan luas serta sentimen positif akan memiliki reputasi bagus di jagat internet. 

Sebaliknya, perbincangan dan jangkauan terbatas, jika disertai sentimen negatif akan memberi dampak bagi reputasi tokoh di dunia medsos. Imam Solikin mendapat skor reputasi sosial yang tinggi, tetapi mention dan jangkauan sangat kecil sehingga tak cukup signifikan.

Tiga tokoh dengan skor reputasi sosial tinggi adalah Miyadi (89,58), Aditya (87,50) dan Noor nahar (87,50). Sementara skor reputasi menengah: Warih (83,33), Fredy (80,77) dan Sunarsip (80,14). 

"Para tokoh tersebut kemungkinan besar akan tampil dalam panggung Pilkada Tuban. Skor reputasi Khozanah sebetulnya cukup bagus (77,78), tetapi sekali lagi persaingan dalam tubuh PKB/NU membuat terbatas pilihannya. Sementara Amir Burhanuddin paling rendah skornya (70,00)," ungkap Astriana.