daerah

Jumlah Pemudik dari Sukoharjo Terus Bertambah, Pemkab Tidak Menyediakan Rumah Karantina

Oleh: Edwi Puryono Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:27 kbrn-pusat

KBRN Sukoharjo : Sekitar 8.250 pemudik dari Sukoharjo per hari Rabu (08/04/2020) telah tiba di kampung halamannya yang tersebar di 12 kecamatan.

Sesuai protokol kesehatan, pemudik asal kabupaten Kota Jamu itu wajib menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Karantina mandiri wajib dilakukan apalagi para pemudik itu mayoritas datang dari wilayah zona merah Covid-19 tertama DKI Jakarta.

Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan Penyebaran Virus Corona Sukoharjo, drg Gani Suharto, mengatakan sebagian pemudik itu tiba di kampung halaman dan sekitarnya menumpang bus dan kereta api.

“Ya, Pemkab Sukoharjo tidak menyediakan rumah karantina atau rumah singgah seperti yang diberlakukan di daerah lain termasuk kota Solo,” ungkap drg Gani kepada RRI, Rabu (08/04/2020).

Nantinya proses karantina mandiri pemudik Sukoharjo di rumahnya masing-masing itu diawasi oleh Ketua RT setempat. Ketua RT menurutnya, bakal memantau para perantau yang melakukan karantina mandiri di rumah dan melaporkan kondisi kesehatan setiap saat.

“Karatina mandiri di rumah jauh lebih efektif yang diawasi langsung oleh jajaran Muspika mulai dari Camat TNI, POLRI, Kades/Lurah hingga Ketua RT RW,” tukasnya.

Drg Gani Suharto yang juga Direktur Utama RSUD Ir Sukarno Sukoharjo itu juga menjelaskan, bagi sebagian pemudik yang tiba di Terminal Kartasura dan Sukoharjo telah dicek kesehatannya oleh tim kesehatan dan aparat kepolisian.

“Jika ada pemudik yang demam, batuk, dan pilek bakal diarahkan untuk diperiksa di puskesmas atau rumah sakit,” cetusnya.

Menurutnya, Kecamatan Bulu menjadi daerah paling banyak dituju pemudik yang jumlahnya lebih dari 1.000 orang.

“Diprediksi jumlah pemudik mendekati bulan Ramadhon akan terus bertambah mengingat masa tanggap darurat Covid 19 kembali diperpanjang hingga 29 April mendatang,” tutur drg. Gani.

Pemkab Sukoharjo sendiri seperti disampaian Kepala DKK dokter Yunia Wahdiyati mengaku kesulitan untuk melakukan pendataan jumlah pemudik.

“Ya, kami kesulitan untuk mendata para pemudik. Sebab mereka datang tidak dalam bentuk rombongan kemudian turun di terminal melainkan turun di sepanjang jalan. Selain itu para pemudik juga pulang menggunakan kendaraan pribadi atau sepeda motor,” kata dokter Yunia. (Edwi)