daerah

Komunitas Difabel Boyolali Bikin Masker untuk Warga Miskin

Oleh: Editor: Nugroho 10 May 2020 - 11:27 kbrn-pusat
KBRN, Boyolali : Upaya positif dilakukan Komunitas Difabel Ampel (KDA). Di tengah merebaknya wabah virus Corona, mereka memproduksi masker yang dijual murah.

Bahkan, sebagian masker juga dibagikan gratis kepada kaum difabel dan masyarakat miskin. Masker dari kain tersebut sebagian dijahit di rumah Sardi (47) di Dukuh Banjarrejo Rt 2 Rw 14, Desa Candi, Kecamatan Ampel yang juga sebagai tempat pelatihan difabel.

"Namun, sebagian besar justru dijahit langsung di rumah penjahit sesama difabel," ungkap Sardi salah seorang penjahit masker kepada wartawan, Rabu (8/4/2020).

Dijelaskan Sardi, kendala yang dihadapi selain tempat, pihaknya juga memperhatikan kondisi penjahit yang tidak bisa mudah bepergian. Pasalnya, para penjahit juga penyandang difabel.

“Kami mengalah dengan mengirimkan bahan ke rumah para penjahitnya. Setelah jadi, kami ambil. Masker tersebut dijual dengan harga murah, dengan harga berkisar Rp 2.000- Rp 3.000/biji," ujarnya.

Penjualan selain di Boyolali, juga merambah kota Salatiga dan Solo. Sardi yang juga penyandang disabilitas mengaku senang bisa membantu sesamanya untuk berkarir. Bahkan, dia juga membuka pelatihan kerajinan bagi kaum difabel di rumahnya secara gratis.

"Ada kursus reparasi TV dan barang elektronik, perbaikan lampu dan kerajinan dari tempurung kelapa. Kegiatan ini sudah berjalan dua tahun dan peserta pelatihan yang mandiri mencapai 90-an orang," bebernya

Salah satu penjahit, Sumarno Punto H (64) mengaku senang bisa ikut menjahit masker. Dalam sehari, dia bisa menjahit antara 30 – 50 buah masker.

Jumlah masker yang dibuat tergantung ketersediaan bahan baku kain. Bagi Sumarno, menjahit masker memiliki keasyikan tersendiri. Selain membantu pemerintah mengatasi dampak virus Corona, dia juga mendapatkan uang untuk keluarganya.
“Sekarang ini, usaha jahit baju agak sepi, beruntung ada kegiatan," ucapnya.

Sedangkan Dwi Adi Agung Nugroho, anggota DPRD Boyolali dari dapil Ampel, Boyolali Kota dan Mojosongo mengaku bangga. Keberadaan difabel yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi  kondisi ekonomi yang sulit ditengah Pandemi corona. "Kami terus mendorong dan memberikan motifasi agar usaha tersebut bisa terus berkembang," katanya. Kisno