Daerah

Pentingnya Peran Kader dan Guru Dalam Menurunkan Kasus TB Pada Anak

Oleh: Editor: 28 Sep 2022 - 23:13 Surabaya

KBRN, Surabaya : Dari data Kementerian Kesehatan Kemenkes RI pada tahun 2017, disebutkan bahwa angka kematian balita di Indonesia mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup.

Dimana, artinya belum memenuhi target SDGs yaitu sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, Geliat Airlangga kembali menggelar seminar bertema “Capacity Building Peran Kader dan Guru Program Eliminasi TB Anak” yang berlangsung secara offline di SMK Barunawati Surabaya.

Prof. Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S., Program Focal Point Kerjasama UNAIR-UNICEF Indonesia saat dikonfirmasi RRI, mengatakan diselenggarakan seminar ini tidak lain untuk menurunkan kasus Tuberkolosis (TB) pada anak di Jawa Timur khususnya di kota Surabaya yang semakin meningkat.

"Goalnya (tujuan akhir) dari kegiatan ini adalah mencegah terjadinya, di awal ini menurunkan kejadian TB Anak. Karena TB Anak di Indonesia, di Jawa Timur khususnya di kota Surabaya ini semakin meningkat. Kemudian bagaimana cara pencegahannya? Tuberkolosis (TB) anak itu bukan kembali lagi single faktor. Tidak bisa hanya diselesaikan oleh tenaga kesehatan saja atau di Fasilitas Kesehatan saja karena faktor lingkungan itu, sangat kuat pengaruhnya terhadap kejadian TB pada anak. Nah, lingkungan itu mana, baik lingkungan rumah, di dalam rumah maupun di luar rumah. Sehingga itu, sangat penting untuk berkolaborasi dengan berbagai stakeholder atau berbagai sektor, dari yang terkecil, mulai orang tua, kemudian keluarga, tetangga, kemudian masyarakat, dan ke pemerintah," jelas Prof. Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S., Rabu (28/9/2022).

"Jadi kalau kolaborasi itu penting. Lalu yang sekarang ini, karena anak ini kan paling dekat dengan orang tua, dan dia yang paling cepat tahu kondisi anak itu adalah orang tua. Kemudian di sekitar orang tua itu, kita ada kader-kader yang harapannya untuk bisa mencegah terjadinya Pneumonia dan TB pada anak. Kalau sudah terjadi TB pada anak, misalnya, kalau disana juga sudah diketemukan kasus TB dan pengelolaannya seperti apa. Karena kalau sudah ketahuan anak ini kena TB itu sudah tidak boleh main main lagi, mereka harus rutin meminum obat. Karena TB ini terakhir-terakhirnya kan bisa menimbulkan kematian juga," sambungnya.

Disisi lain, dari Dinas Kesehatan Surabaya yang diwakili Susanto Adi Wibowo, menyebut dari data yang dihimpun pada tahun 2021, total kasus suspek Tuberkolosis (TB) anak di Surabaya sebanyak 3091 kasus, dan total kasus terkonfirmasi TB anak dan dirawat 283 kasus.

Untuk itu, Susanto Adi Wibowo mengingatkan akan pentingnya peran kader dan guru dalam mendeteksi gejala TB pada anak. Kader dan guru diharapkan dapat memiliki kemampuan dan percaya diri dalam memberikan edukasi TB pada anak ke masyarakat.

“Oleh karena itu, kemampuan kader dan guru dalam mengetahui gejala tuberculosis pada anak sangatlah penting,” ucapnya. (OA)