Daerah

Cegah Stunting, Pemko Pariaman Adakan Penyuluhan

Oleh: Editor: 28 Sep 2022 - 23:41 Padang

KBRN, Padang: Pemerintah Kota Pariaman terus berkomitmen menekan angka prevalensi stunting di kota itu. Salah satu upaya untuk menekan angka stunting tersebut ditunjukkan melalui penyuluhan terhadap pasangan usia subur (PUS). Penyuluhan dilaksanakan di Balairung Pendopo Walikota Pariaman, Rabu (28/9/2022).

Ketua TP PKK Kota Pariaman Lucy Genius usai penyuluhan mengatakan, penyuluhan ini sangat penting dilaksanakan untuk pencegahan angka stunting di Kota Pariaman.

“Sesuai dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (Ssgi) Tahun2021 angka prevalensi kasus stunting di Kota Pariaman adalah 20,3%. Di bawah angka prevalensi stunting Provinsi Sumatera Barat, yaitu 23,5%. Berdasarkan Instruksi Presiden,bahwa pada tahun 2024 angka prevalensi stunting harus menyentuh angka 14%. Oleh karena itu, sisa waktu lebihkurang2tahun,perlu sekali kerja yang ekstra untuk bisadilakukan 3percepatan penurunan stunting, salah satunya dengan memberikan penyuluhan terhadap PUS, “ ungkapnya.

Dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting, telah dibentuk tim berdasarkan SK Walikota Pariaman, yang bertugas untuk mengkoordinasikan,mensinergikan dan mengevaluasi penyelenggaraan 4 percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di setiap tingkatan wilayah.

“Pada kesempatan ini, kita juga memberikan pengetahuan kepada pasangan usia subur bahwa PKK merupakan mitra Pemko Pariaman yang akan selalu membantu terlaksananya program – Program Pemko Pariaman melalui para kader yang akan langsung berhadapan dengan masyarakat. Para kader akan selalu melakukan pemantauan terhadap PUS dan ibu hamil agar bisa melahirkan anak – anak yang sehat,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Pariaman Gusniyeti Zaunit mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanan bertujuan untuk memberikan informasi dan  pengetahuan seputar stunting kepada pasangan usia subur.

“Kegiatan ini dilaksanakan sekaligus untuk melakukan pembinaan terhadap pasangan usia subur dalam rangka merencanakan keluarga berkualitas untuk pencegahan stunting. Kita memberikan pemahan agar PUS untuk menghindari 4 T, yaitu terlalu tua saat melahirkan, terlalu muda saat mempunyai anak , terlalu banyak memiliki anak dan terlalu dekat jarak anak sehingga kondisi ini memicu tidak terpenuhinya gizi baik yang berdampak akan pertumbuhan anak, “ ungkapnya.

Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK. Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki.