budaya

Animo Masyarakat Terhadap Wayang Dinilai Masih Kurang

Oleh: Syamsudin Editor: agus heriyanto 10 May 2020 - 11:48 semarang

KBRN, Semarang: Animo masyarakat menonton wayang diterima masih kurang jika dibandingkan dengan pentas budaya lainnya. Jika hal ini dibiarkan akan mengaktifkan budaya wayang sebagai bahasa Indonesia asli.

“Pengkaderan dalang terus dilakukan, bahkan anak-anak sekolah di Solo sudah bisa memainkan wayang, namun juga ada ngak yang nonton,” kata dalang sekaligus Hakim di PN Jakarta Pusat Ki Sunarso dihilangkan dengan pementasan wayang dengan lakon Dewa Ruci dihalaman RRI Semarang, Sabtu (3 / 8/19).

Sementara wayang bukan hanya sebagai tontonan atau hiburan, namun juga diselesaikan melalui tokoh yang dimainkan. Seperti tokoh Dewa Ruci yang dikenal sederhana, tekun dan selalu berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

"Tokoh Dewa Ruci merupakan panutan yang relevan hingga saat ini, ia mengumpulkan ilmu syariat, hakikat dan makifat sehingga meraih kesempurnaan hidup," katanya

Dijelaskan, dari tokoh Dewa Ruci generasi masa kini dapat mengambil hikmah atau pelajaran mengarungi kehidupan. Yakni, buat sederhana, lihat segala sesuatu tidak berlebih lebihan dan berserah diri atas usaha yang telah dikerjakan.

Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono selaku Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara ( KSBN) yang turut hadir menonton wayang dihalaman RRI Semarang mendukung penuh kegiatan yang bertemakan budaya. Dikemukakan, kesenian Jawa termasuk wayang harus terus dilestarikan agar tidak tergerus oleh budaya mancanegara.

“Kesenian wayang bukan hanya tontonan, namun juga dilengkapi tuntunan seperti tokoh dewa ruci yang tekun, semangat sementara sering mendukung semena mena. Selain itu, melestarikan budaya lokal merupakan salah satu perintah di dalam Tri Sakti Bung Karno, yaitu berkepribadian dalam berbudaya, ”imbuhnya.

Sementara untuk meningkatkan animo masyarakat, Sri Puryono tidak meminta jika memerlukan kesenian wayang atau budaya lokal. Bahkan, ia mendorong Pemerintah juga membantu peralatan gamelan di sekolah untuk melestarikan dan mendukung pertanian lokal.