budaya

Tradisi Weh-Weh-An Warga Kaliwungu dalam Menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW

Oleh: Editor: Lucky Setiawan 10 May 2020 - 11:40 semarang

KBRN, Kendal : Menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW, Warga Kaliwungu Kabupaten Kendal memiliki tradisi yang selalu dilakukan yaitu saling bertukar makanan maupun jajanan atau sering disebut dengan tradisi “Weh Weh An”.

Untuk acara weh weh an sendiri berlangsung setelah waktu asar atau pada pukul 15.00 WIB warga sudah mulai ramai saling menukar makanan. Beberapa juga ada warga yang menunggu dirumah sembari menyuguhkan jajanan.

Salah satu warga Kaliwungu Samsul Ulum mengatakan, jika tradisi tersebut memiliki makna untuk saling berbagi dalam rangka menyambut Maulud Nabi Muhammad SAW. Tradisi weh weh an juga telah berlangsung secara turun temurun. 

“Tradisi weh-weh-an sendiri mempunyai makna syukur dan berbagi kepada orang lain, sebagai bentuk rasa cinta atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kita saling bertukar makanan maupun memberi tanpa melihat status sosial, agama, dan sukunya semua sama” Terang Samsul Ulum, Jum’at (8/11/2019).

Adapun makanan yang disajikan dalam tradisi tahunan ini berupa jajanan hingga makanan tradisional yang setiap tahun selalu ada yakni sumpil dan ketan aneka warna. Sumpil makanan dari bahan beras dibungkus dengan daun bambu ini selalu menjadi incaran warga karena jarang dijumpai selain menjelang Maulud Nabi.

Pada acara weh weh an juga menjadi kesempatan atau hari paling ditunggu oleh anak-anak lantaran banyaknya jajanan yang bisa didapat, Rafa Haidar mengaku jika dirinya merasa senang. “Senang bisa dapat banyak jajan, dapat minuman susu, jajanan roti, puding juga” ungkap Rafa.

Bagi warga tradisi weh-weh-an memiliki makna saling berbagi dan mengalap berkah. Arti kata weh-weh-an atau saling memberi ini juga mengajarkan kepada warga untuk saling berbagi.