bisnis

Baru Dirintis, Kopi Sepakung Eksis Ikut Pameran

Oleh: Syamsudin Editor: Lucky Setiawan 10 May 2020 - 11:37 semarang

KBRN, Semarang : Minuman kopi di masa kini menjadi gaya hidup masyarakat. Tak heran jika berbisnis didunia kopi cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Apalagi kini kopi merupakan minuman semua kalangan sehingga semakin memperluas pangsa pembeli

Salah satu Pengelola produk Kopi Sepakung asal Gunung Telomoyo Kabupaten Semarang, Suharno mengatakan, produknya baru dimulai bulan Juli 2019 namun sudah dipercaya untuk pameran dibeberapa wilayah di Jawa Tengah.

“Kami belum pernah beriklan atau promosi keluar, namun dari mulut ke mulut banyak masyarakat mengetahui kami memulai produksi kopi dan datang untuk sekedar melihat dan mencoba kopi produk kami. Dari itu kami diundang untuk mengisi acara beberapa tamu yang cocok dengan kopi sepakung buatan kami,” ujar Suharno ketika mengadakan pameran kopi di Semarang, sabtu (14/12/2019).

Diceritakan, Suharno sebagai pelaku ketua pengurus wisata desa Sepakung, dikirim oleh Vino Foundation tujuan destinasi desa wisata edukasi pengolahan kopi di Bali pada akhir 2018. Di sana ia melihat kopi yang biasa saja dengan harga yang mahal. Dari sana ia berfikir desanya yang penghasil kopi kenapa tidak di olah seperti ini.

“Dari sana pulang studi banding saya memutar otak terus berfikir dan akhirnya saya mencoba mengolah kopi. Mengambil sebagian dari kebun saya sendiri dan membeli dari petani dengan menaikkan harganya. Rencana mengolah kopi tiga kwintal robusta dua kwintal dan arabica satu kwintal,” imbuhnya.

Ditambahkan, permasalahan mulai muncul ketika dirinya kewalahan membeli kopi dari petani. Hal ini karena dari awal produksi tiga kwintal kopi, melonjak jadi 9 ton kopi.

“Awalnya hanya produksi tiga kwintal dulu, melihat itu animo petani kopi meningkat dengan menitipkan kopi hasil panennya untuk ikut diolah agar nilai jualnya meningkat,” ungkapnya.

Dijelaskan, karena jumlah kopi yang diproduksi meningkat, akhirnya dicarikan pendanaan melalui perbankan untuk menambah alat dan tenaga pengolahan. Adapun pengolahan kopi Sepakung ditangani Suharno dibantu oleh karyawannya setelah mengikuti beberapa pelatihan dan belajar dari internet. 

“Selain dari warga masyarakat yang kami pekerjakan, para mahasiswa KKN turut membantu jadi sama-sama belajar mengolah kopi,” ucapnya. 

Adapun jenis-jenis kopi yang ia jual dengan harga yang bervarian. Dikemukakan, perbedaan harga dilihat dari proses pengolahan kopinya. Diantara jenis kopi sepakung yakni natural, full wash, wine, dan kopi luwak.

“Kami benar menggunakan luwak liar asli dan tidak dibatasi dengan pagar. Dan jenis harga yang bervarian ini dari proses pengolahannya semakin lama prosesnya semakin mahal. Itupun tidak sembarangan di proses benar-benar menyeleksi biji kopi,” ungkapnya.

Selain itu, Suharno juga mendirikan tempat angkringan di dekat terminal Ambarawa untuk mengenalkan kopi sepakung. Bahkan, beberapa tamu atau masyarakat yang ingin belajar produksi maupun mengundang pameran kopi Sepakung dapat mencoba di angkringan yang belum dinamai ini.