seputar-kampus

Perang Pemikiran Dapat Sebabkan Perang Senjata

Oleh: Syamsudin Editor: Lucky Setiawan 10 May 2020 - 11:31 semarang

KBRN, Semarang : Beragam latar belakang masyarakat Indonesia mulai dimanfaatkan oleh kalangan tertentu untuk memicu permusuhan. Perbedaan pendapat dijadikan senjata untuk saling menyerang antar kelompok dan memperkeruh stabilitas keamanan nasional.

Hal tersebut dikemukakan Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI Letjen TNI (Mar) Bambang Suswanto ketika berkunjung ke Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin) Semarang.

Dijelaskan, serangan terhadap keamanan nasional dewasa ini bukan lagi melalui fisik atau angkat senjata, namun dengan merubah pemikiran masyarakat untuk tidak mencintai negeri sendiri. Menurutnya, serangan terhadap pemikiran untuk membenci pemerintah, antar kelompok lebih berbahaya dari perang angkat senjata.

“Kelompok teroris bermula saling bermusuhan dalam skala kecil, lalu menyebar menjadi saling membenci dan menganggap kelompok lain salah seperti ISIS di Suriah dan negara timur tengah lainnya,” imbuhnya, Minggu (23/2/2020).

Menyikapi hal tersebut, Letjen Bambang menyebutkan pentingnya peran keluarga dan lingkungan untuk meredam serangan terhadap pemikiran terhadap generasi milenial agar tidak terjerumus ke paham radikal. Diantaranya dengan membuka ruang diskusi membahas isu secara mendalam dan dari berbagai sudut persepsi.

“Orang jadi radikal karena wawasannya kurang luas, mudah diarahkan, jadinya benci. Jika saling benci akan menimbulkan permusuhan, bahkan di timur tengah saling membunuh,” ujarnya.

Ditambahkan pula, pentingnya memperbanyak literasi dan belajar untuk menambah sudut pandang dari setiap fenomena yang terjadi. Dikatakan Letjen Bambang, dengan pemahaman mendalam terhadap isu terkini menjadikan masyarakat lebih dewasa menyikapinya.

“Kalau ada perbedaan didiskusikan, cari titik temunya, karena jika sampai konflik yang rugi bangsa sendiri,” tegasnya.