daerah

Dikenal Humanis, Sekda Puspaka Kenang Sosok Wirata Sindhu

Oleh: Santi Mulyawati Editor: Santi Mulyawati 10 May 2020 - 11:43 singaraja

KBRN, Singaraja : Sosok mantan Bupati Buleleng periode 1993 hingga 2002, Drs Ketut Wirata Sindhu, meninggalkan kesan istimewa bagi Sekda Buleleng, Dewa Ketut Puspaka. Almarhum Wirata Sindhu yang berpulang, Senin 7 Oktober 2019 lalu, akan dipelebon pada tanggal 16 Oktober 2019, di Desa Banyuatis.

Sebagai seorang yang pernah memimpin Buleleng, Drs. Ketut Wirata Sindhu dikenal sebagai pribadi yang humanis dan akrab dengan jajarannya. Sosok itulah yang dikenang oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Ir. Dewa Ketut Puspaka, MP.

Ditemui di ruangannya, Selasa (8/10/2019) kemarin, Sekda Dewa Puspaka yang pernah bekerja di bawah kepemimpinan Wirata Sindhu pun dengan lugas menceritakan pengalamannya mengenai Bupati Buleleng periode 1993-2002 tersebut.

Sekda Puspaka mengatakan dalam memimpin pemerintahan, Wirata Sindhu selalu mengedepankan cara-cara bermartabat. Buleleng di eranya, kedinamisannya sangat menonjol. Ada banyak konflik dan perekonomian belum sebaik sekarang. Pada saat itu pula, eranya membangun fundamental ekonomi Buleleng. 

“Buleleng ini kan di era beliau kedinamisannya sangat menonjol, banyak ada konflik-konflik, belum seperti sekarang perekonomian bagus ya, karena memang ada cengkeh dan lain sebagainya. Beliau pada saat itu kan era membangun fundamental ekonomi, dalam kondisi banyak sekali angka kemiskinan di Buleleng. Jadi disitu memakai pola yang sangat humanis, sangat dekat dengan aparat,” kisahnya. 

Sifat yang humanis itupun dilakukan juga terhadap para aparatur atau pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng saat itu. Sehingga banyak aparatur yang terkesan dengan kepemimpinan Wirata Sindhu termasuk Sekda Puspaka sendiri. 

Apalagi, mantan Bupati Buleleng asal Desa Banyuatis itu merupakan orang penerangan yang biasa memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan cara-cara yang lugas dan mudah dimengerti. Dengan cara itu, lambat laun kriminalitas bisa ditekan. Stabilitas kondisi Buleleng yang semakin membaik mengundang para investor mulai berdatangan ke Bumi Den Bukit yang dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat.

“Mulai tumbuh investasi disitu, walaupun memang belum belum skala besar seperti sekarang, tetapi sangat dirasakan oleh masyarakat pada saat itu, mulai orang mengenal wilayah barat dengan Pemuterannya yang sekarang kita tau, mulai mengenal Lovina. Jadi kita memetik sebuah hasil dari hasil karya beliau yang menanamkan fundamental ekonomi yang baik melalui pendekatan humanis,” imbuhnya.

Disinggung mengenai slogan Singaraja Sakti yang dicetuskan, Puspaka menambahkan Wirata Sindhu saat itu mencoba mengkemas berbagai potensi yang ada di Kabupaten Buleleng. Kemasan tersebut disalurkan melalui slogan Singaraja Sakti tersebut. Dengan slogan itu, Wirata Sindhu mencoba membangkitkan rasa kebersamaan baik itu masyarakat ataupun aparatur di Kabupaten Buleleng. Menyadari Buleleng itu adalah potensi besar yang sedang tertidur pulas dan dibangunkan pula dengan slogan itu. 

Jenasah almarhum Ketut Wirata Sindhu, saat ini masih disemayamkan di Rumah Duka Kerta Semadi, Jalan Cargo No.109 Ubung Kaja, Denpasar Utara. Selanjutnya tanggal 14 Oktober nanti, jenasah akan diberangkatkan ke kampung halaman, Banjar Tengah, Desa Banyuatis Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Rangkaian upacara Pelebonan akan diawali dengan upacara meleled atau pebersihan pada 15 Oktober 2019 sore. Puncak acara 16 Oktober 2019, pada pukul 07.00 wita akan dilaksanakan upacara Ngaskara, dilanjutkan persiapan menuju setra, diakhiri upacara Atma Wedana sore hari hingga selesai.