tanggap-bencana

PMI Buleleng Gelar Loka Latih Sekolah Siaga Bencana

Oleh: Made Winingsih Editor: Made Winingsih 10 May 2020 - 11:42 singaraja

KBRN, Singaraja : Topografi Buleleng yang nyegara gunung (berada di antara laut dan bukit), sangat rentan terjadi bencana. Dari pengalaman tahun ke tahun, seluruh lapisan masyarakat harus tanggap terhadap rahasia alam dimaksud. Karena bencana tidak ada yang dapat memprediksi, kapan dan dimana akan terjadi. Terlebih Desa Tejakula yang tergolong wilayah sangat rentan terhadap bencana longsor serta disanyalir ada patahan bumi terpapar di daerah tersebut, sangat berpotensi terjadi gempa bumi.

Atas dasar itulah Yayasan GAIA OASIS menggandeng PMI Cabang Buleleng dan RRI Singaraja menggelar Loka Latih Evakuasi Mandiri Sekolah Siaga Bencana. Loka latih Kebencanaan tersebut diselenggarakan mulai 11 hingga 13 Oktober di GAIA OASIS Desa Tejakula.

Ketua Markas PMI Cabang Buleleng Made Pasek Yasa, Minggu (13/10/2019) mengatakan, wajib kiranya seluruh lapisan masyarakat mengenal kebencanaan, terlebih sekolah sebagai tempat berkumpulnya para siswa, tentunya pengenalan kebencanaan mutlak dilakukan sehingga ketika terjadi bencana, pihak sekolah telah siap untuk melakukan evakusi sesuai jenis bencana yang menimpa.

“Semua komponen sekolah dilibatkan, tadi kami menyampaikan bila perlu dengan kantin sekolah, jadi kantin sekolah harus tahu juga, karena mereka juga terlibat dalam proses memasak di kantin, begitu terjadi gempa mereka biar bisa mematikan kompornya dan itu juga pemicu kebakaran,” ucapnya.

Kegiatan Loka Latih Evakuasi Mandiri Sekolah Siaga Bencana melibatkan 27 peserta terdiri dari guru-guru SD Negeri 1 hingga 8 Tejakula dan TK Negeri Tejakula. Selama kegiatan, peserta diperkenalkan kajian dan resiko bencana, pembentukan tim siaga sekolah dan tugas-tugasnya serta penyusunan SOP penanggulangan  bencana.

Dewi Reny Anggraeni, selaku pemateri dari PMI Kota Denpasar, kepada RRI mengatakan, dengan kegiatan ini guru-guru wajib melibatkan warga sekolah untuk selalu tanggap bencana. Terlebih Indonesia umumnya, Bali khususnya sebagai salah satu daerah ‘supermarket’ bencana, tentunya kegiatan lokalatih sekolah siaga bencana akan sangat bermanfaat, tentunya bagi warga sekolah.

Melalui kegiatan ini nantinya Dewi Reny Anggraeni menambahkan, seluruh warga sekolah akan selalu siap siaga dan tanggap kebencanaan, sehingga akan meminimalisasi korban akibat bencana dimaksud.

“Sangat penting ya, karena negara kita Indonesia itu kan negara yang sebenarnya itu supermarketnya bencana, semua jenis bencana ada disana, dan hampir 75 persen sekolah itu berada di area rawan bencana. Jadi kita tidak tahu kapan bencana itu datang, dia tidak akan pernah janjian dulu sama kita, dia akan datang begitu saja. Nah sekolah punya tanggung jawab, tidak hanya menyampaikan pembelajaran, tetapi juga memastikan bahwa siapapun yang ada di sekolah, dia harus selamat,” ungkapnya.

Gede Widadnyana salah satu peserta loka latih evakuasi mandiri Sekolah Siaga Bencana yang tercatat sebagai guru di SD Negeri 5 Tejakula, menyatakan, akan segera mengaplikasikan apa yang didapat ketika mengikuti loka latih yakni membentuk tim sesuai SOP yang didapat. Karena menurut Widiadnyana, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap mental dan psikis siswa, bila benar-benar terjadi bencana.

“Dari hasil pelatihan sekarang, saya akan berusaha menerapkan di sekolah, mungkin saya awali dengan menysuun tim dulu, tim siaga bencana, kemudian saya mulai memetakan potensi bencana apa saja yang mengancam di sekolah kami, setelah itu kami menysuun SOP bagaimana penanggulannya,” tuturnya.

Sebagai tindak lanjut kegiatan Loka Latih Evakuasi Mandiri Sekolah Siaga Bencana akan dilaksanakan simulasi dalam waktu dekat.