budaya

Event 'Jelajah Pesona Jalur Rempah', Kenang Sejarah Perjalanan Rempah Dunia di Beltim

Oleh: Lalang Gumilang Editor: Lalang Gumilang 10 May 2020 - 11:45 sungailiat
KBRN, Manggar; Hasil rempah di Manggar Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang konon menjadi buruan kolonial Belanda kini tinggal menyimpan sejarah. Rempah-rempah seperti teh sepang, kayu manis, kemiri, pala secara kuantitas populasinya saat ini hanya tinggal kenangan karena tergerus zaman namun begitu hanya lada atau sahang yang masih bertahan hingga kini.

Ilustrasi ini menginspirasi Pemkab Belitung Timur atau Beltim untuk mengenang sejarah itu melalui gelar event 'Jelajah Pesona Jalur Rempah' (JPJR) yang dipusatkan di Pantai Nyiur Melambai Kecamatan Manggar Belitung Timur 26 - 31 Agustus 2019. Rangkaian JPJR di mulai dengan napak tilas serta kegiatan lomba seni dan atraksi budaya daerah Belitung Timur.

Bupati Beltim Yuslih Ihza mengatakan JPJR membuka pemahan kepada dunia dan kembali mengingatkan bangsa Indonesia bahwa Belitung Timur merupakan jalur penting dalam sejarah perjalanan rempah dunia.

"Bisa kembali menjajaki sejarah identitas beltim sebagai jalur rempah dunia, bisa menambah wawasan dan event ini penguat karakter karena memperkenalkan Belitung Timur sekaligus membuktikan Pulau Belitung alur penting pejalanan rempah yang tempatmya di Manggar," ungkap Bupati Beltim Yuslih ketika menutup kegiatan JPJR, Sabtu (31/8/2019)

Atas upaya pemkab Beltim memperkenalkan sejarah jalur rempah dunia melalui even JPJR mendapat apresiasi dari Sekbid Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan Perikanan RI, Yulyadi.

"Event JPJR ini mengangkat potensi Kemaritiman Beltim dan kegiatan ini mengandung makna yang sangat dalam yakni mengangkat keunggulan rempah yang ada sekaligus menjadi alasan kenapa penjajah zaman dulu menyukai Indonesia. Ini modal dasar agar dapat dijadikan destinasi wisata unggulan Indonesia," Ungkap Yulyadi seraya menyarankan agar kemasannya lebih dioptimalkan.

Sementara Taufik Rahzein yang merupakan Tim Kurator Kalender of Event Wonderful Indonesia mangungkapkan jalur rempah masuk dalam prioritas nasional yang tidak menutup kemungkinan JPJR bisa menjadi sebuah event yang memfokuskan kepada potensi jalur rempah Indonesia.

Taufik juga menunjukkan ketertarikannya terhadap event JPJR. Ia pun siap menjadi tim perumus kegiatan JPJR kedepannya sekaligus untuk didaftarkan ke kalender event nasional yang nanti akan dikurasi oleh Tim Kurator kalender event wonderful Indonesia.

"Tahun depan kita buat jalur rempah 20 tahun 2020 dengan materinya serba 20 jelajahnya 20 tempat, atraksi budayanya 20 macam semua 20. Izinkan saya juga ikut merancang dan mengkurasi event jalur rempah Beltim hingga menghantarkannya ke tingkat nasional," ujarnya.

Senada itu, Staf Ahli Sosio Antropologo Kementrian Kelautan Perikanan Tukul Rameo mengkapkan JPJR sejalan dengan kebijakan yang di usung pemerintah pusat saat ini dimana terdapat 3 pilar jalur bahari yakni membangun literasi, menkulturasikan budaya, dan inovasi budaya bahari.

Usai Penutupan JPJR, kegiatan dilanjutkan dengan pelepasan Tukik ke pantai Nyiur Melambai dan ditutup dengan hiburan malam yang menampilkan Band Regge Tanah Air Steven n' Coconuttrez.

"Kita berharap event ini mampu memberi warna bagi dunia pariwisata di Beltim mengingat event JPJR ini juga menampilkan berbagai atraksi budaya dan pameran produk rempah yang ada di Beltim dan yang masih bertahan hingga kini, ini sekaligus memberi pemahaman kepada generasi muda," harap Kadisbudpar Beltim Evi Nardi. (WS/LG)