pendidikan

Pengembangan Kimia Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Oleh: Editor: Dyan 10 May 2020 - 11:42 yogyakarta
KBRN, Yogyakarta : Pengukuhan Guru Besar UII Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si, M.Si,. Bidang Ilmu Kimia yang di gelar hari Kamis (17/10/2019), di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Jl. Kaliurang Km.14,5 dengan mengambil judul “Pengembangan Material Maju dalam Mendukung Pengembangan Kimia Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan”

Prof. Fatimah dalam pidatonya menyampaikan, pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri selain memberikan kemudahan kehidupan manusia juga memiliki sisi negatif.

"Dampak negatif dari berbagai aktivitas terutama aktivitas industri kimia tak dapat dielakkan. Adanya polusi air, tanah, dan udara adalah suatu dampak yang memerlukan perhatian khusus. Sebagai contoh, kualitas udara Jakarta yang dilaporkan sebagai kualitas terburuk di dunia, isu sensitif bagi suatu bangsa sebagai bagian dari warga global," katanya, Kamis (17/10/2019).

Menurutnya, aktivitas kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari bahan kimia mulai dari sandang, pangan, papan bahkan alat telekomunikasi dengan produk dari bermilyar reaksi kimia.

Fatimah menyebutkan, dalam sejarah industri kimia faktor produktivitas lebih banyak diarahkan untuk hal sintesis tanpa mempertimbangkan efek yang ditimbulkan seperti residu, limbah bahan kimia serta efek toksikologi dari produk yang dihasilkan.

"Acapkali dianggap sebagai biang keladi dari adanya dampak negatif tersebut. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa setiap aktivitas kita tentu tidak lepas dari bahan kimia. Berbagai kebutuhan manusia baik sandang, pangan, papan bahkan alat telekomunikasi, adalah produk dari bermilyar reaksi kimia. Kimia ada di sekitar kita," jelasnya.

Dari aspek lain, dijelaskannya konsumsi energi bagi beberapa reaksi sangat tinggi. Jumlah dan variasi produk kimia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari tumbuh dengan cepat. 
"Untuk memproduksi material atau bahan baru, terkadang senyawa baru digunakan yang barangkali memiliki efek kesehatan yang belum diketahui atau bahkan merugikan," ujarnya.

Pada perkembangan saat ini, kimia hijau berperan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada berbagai lini, yang didasarkan pada 12 (dua belas) prinsip meliputi: Pencegahan (Waste prevention), Atom economy, Sintesis bahan kimia rendah bahaya (Less hazardous chemical synthesis), Desain bahan kimia aman (Designing safer chemicals), Pelarut dan bahan tambahan aman (Safer solvents and auxiliaries), Desain untuk efisiensi energi (Design for energy efficiency), Penggunaan bahan terbarukan (Use of renewable feedstocks), Pengurangan produk turunan/derivative (Reduce derivatives), Katalisis (Catalysis), Desain untuk degradasi (Design for degradation), Analisis sewaktu untuk pencegahan polusi (Real-time analysis for pollution prevention), dan Pencegahan kecelakaan akibat bahan kimia secara inheren (Inherently safer chemistry for accident prevention).

"Dari kedua belas prinsip-prinsip tersebut, sebagai bagian kecil dari masyarakat ilmiah di Indonesia, khususnya di Universitas Islam Indonesia, dan lebih khusus lagi Jurusan Kimia, kami melakukan ihtiar berkaitan dengan pengembangan kimia hijau, melalui peta jalan Laboratorium Riset Advanced Material for Energi and Environment (MEE)," ungkapnya.

Fatimah menambahkan, fokus penelitian adalah pada pengembangan material maju berbahan mineral dan bahan alami pada preaprasi katalis, adsorben dan nanopartikel untuk aplikasi pada berbagai reaksi baik dalam penyediaan bahan kimia penting, energi terbarukan, dan pengolahan limbah organik atau zat warna.

"Keberhasilan modifikasi material berbasis lempung mendukung berbagai teknologi remediasli lingkungan, anatara lain kombinasi material clay dengan Ti2O dan ZnO dalam bentuk bahan membran keramik dapat digunakan sebagai material untuk desinfeksi air minum," ujarnya. 

Fatimah menyebutkan, keberadaan mekanisme fotokatalisis didukung oleh adsorpsi memiliki kemampuan destruksi sel bakteri dalam air sehingga desinfeksi terjadi. 

"Selain publikasi pada jurnal internasional bereputasi, sebanyak 4 paten  telah dihasilkan dari skema penelitian yang dikembangkan pada Grup Riset Material Maju untuk Energi dan Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA UII," pungkasnya. (ugi/ian)